![Ilustrasi babi hutan. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/03/09/75647-ilustrasi-babi-hutan.jpg)
"Perhatian sekarang tertuju pada apakah negara pengimpor, terutama China, memberlakukan pembatasan impor pada daging babi Jerman," kata Andre Schaefer dari pialang komoditas Kaackterminhandel GmbH.
"China khususnya adalah pelanggan penting bagi Jerman. Jika larangan impor diberlakukan, kita bisa melihat harga daging babi tertekan di Jerman," katanya.
Ekspor daging babi Jerman ke pasar China dan Jepang kemungkinan besar akan terhenti bersama dengan Korea Selatan, kata asosiasi industri daging Jerman VDF.
Asosiasi mengatakan importir Asia adalah pembeli penting produk daging babi yang tidak populer di Eropa seperti kaki, telinga, ekor dan tulang.
Penghentian ekspor akan mencegah produk ini dijual sebagai makanan dan "akan memiliki pengaruh yang kuat pada aliran produk di pasar daging babi".
Dalam empat bulan pertama tahun 2020, Jerman mengekspor 158.000 ton daging babi senilai 424 juta euro (Rp 7,5 triliun) ke China, dua kali lipat jumlah pada periode yang sama tahun lalu, menurut data pihak berwenang.
Korea Selatan, pelanggan daging babi terbesar kedua di Jerman di luar Uni Eropa, mengumumkan larangan impor daging babi Jerman.