Tengku Zul: Penikam Dai Disebut Gila tapi Penyerang Pejabat Dituduh Radikal

Senin, 14 September 2020 | 13:50 WIB
Tengku Zul: Penikam Dai Disebut Gila tapi Penyerang Pejabat Dituduh Radikal
Tengku Zulkarnain
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Ustaz Tengku Zulkarnain mencurigai kondisi gangguan kejiwaan yang menjadi alasan penyerangan terhadap para ulama dan pendakwah.

Menurutnya, jika pelaku memang mengalami gangguan kejiwaan, maka para pelaku tersebut cukup hebat memilih sasarannya yaitu para dai.

Ustaz berdarah Melayu Deli ini heran mengapa hampir setiap kasus penyerangan terhadap ulama pelakunya selalu memiliki gangguan kejiwaan.

"Apakah ada negara yang setiap ada kejadian penikaman atau penganiayaan terhadap ulama dan aktivis dakwah pasti pelakunya orang gila?" tanya Tengku Zulkarnain dikutip Suara.com dari Twitter-nya, Senin (14/9/2020).

Baca Juga: Syekh Ali Jaber: Kok Kalau Ulama Diserang, Pelakunya Disebut Gila?

Tengku Zul lantas membandingkan para pelaku penganiayaan terhadap ulama dan penganiayaan terhadap pejabat yang memiliki sebutan berbeda.

"Tapi kalau yang dianiaya pejabat langsung dinyatakan pelakunya teroris radikalis? Negara mana itu? Hebat ya. Orang gila hanya memilih dai," lanjut Tengku Zul.

Sindiran Tengku Zulkarnain soal pelaku penyerangan terhadap ulama. (Twitter/@ustadtengkuzul)
Sindiran Tengku Zulkarnain soal pelaku penyerangan terhadap ulama. (Twitter/@ustadtengkuzul)

Sindiran pedas Tengku Zul ini tak lepas dari peristiwa penusukan terhadap ulama Syekh Ali Jaber kala mengisi tausiyah di Bandar Lampung, Minggu (13/9/2020) kemarin.

Alpin Andria (24) pelaku penusukan terhadap Syekh Ali Jaber disebut-sebut mengidap gangguan kejiwaan. Pria tersebut bahkan disebut telah mengalami gangguan kejiwaan sejak empat tahun silam.

Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Yan Budi Jaya mengatakan, berdasar keterangan dari orang tua pelaku menyebutkan bahwa anaknya itu mengidap gangguan kejiwaan sejak tahun 2016 silam.

Baca Juga: Set...Set Syekh Ali Jaber Tangkis Pisau Penusuk Pakai Gerakan Memutar

"Info dari orang tuanya yang mengatakan bahwa yang bersangkutan stres dan alami gangguan kejiwaan sejak 2016, tapi kami akan dalami lebih lanjut," kata Budi saat dikonfirmasi Suara.com, Senin (14/9/2020).

Wakapolri Komjen Gator Eddy Pramono mengatakan polisi masih mendalami terkait pelaku penusukan Syekh Ali Jaber, Alpin Andria (24) yang disebut mengalami gangguan jiwa.

Hal itu ia katakan menjawab pertanyaan benar tidaknya Alpin Andria mengidap gangguan jiwa.

"Masih didalami, masih didalami semua, masih didalami ya," kata Gatot di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/8/2020).

Namun Gatot tidak mau membeberkan lebih lanjut terkait penanganan kasus Syekh Ali Jaber yang ia sebut masih dalam tahap penyelidikan.

"Masih didalami semua. Nanti pak Kadivhumas yang menjelaskan," ujar Gatot.

Syekh Ali Jaber Tidak Terima Pelaku Dianggap Gila

Syekh Ali Jaber tak terima penusuknya dianggap gila oleh kepolisian. Syekh Ali Jaber menyebutkan bahwa pelaku yang berusaha menikamnya saat mengisi acara di salah satu masjid di Kota Bandarlamping, Provinsi Lampung, Minggu (13/9/2020) sore, merupakan orang yang terlatih.

Syekh Ali Jaber menjelaskan saat berhadapan langsung dengan pelaku yang bersangkutan mencoba menusuknya dibagian vital.

Namun karena ada sedikit gerakan darinya pisau tersebut menuju ke lengan atas kanannya atau bahu.

"Saya masih tidak terima pelaku ini bila dianggap gila," kata Syekh Ali Jaber saat memberikan keterangan kepada media, di Bandarlampung, Senin siang.

"Reaksi pelaku saat berhadapan dengan saya dia coba tusuk kemudian karena gagal menusuk di bagian yang dinginkan pisau yang menancap di tangan ini coba ditariknya dengan kekuatan dan keberanian. Namun patah saat ada gerakan memutar dari saya. Melihat itu mohon maaf ini bukan seperti orang gila dia sangat berani bahkan terlatih," paparnya.

Syekh Ali Jaber mengatakan karena yang bersangkutan ini terlatih pasti ada dalang atau orang dibelakangnya yang menyuruh Wallahuallam Bisawab (hanya Allah Yang Maha Tahu).

"Saya harap hukum dapat berjalan dan serta aparat keamanan dapat berlaku amanah, dan jujur karena kepercayaan kami kepada mereka sangat besar," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI