Suara.com - Seekor ular piton tertua di sebuah kebun binatang di Amerika Serikat berusia 62 tahun ditemukan bertelur tanpa bantuan ular jantan atau aseksual.
Menyadur The New York Times, dua bulan yang lalu penjaga di Kebun Binatang St. Louis, Missouri, Amerika Serikat menemukan seekor ular piton yang diyakini berusia sekitar 62 tahun bertelur hingga tujuh butir secara aseksual.
Ular tersebut tidak hanya tidak pernah bersentuhan dengan ular piton jantan setidaknya selama 15 tahun, namun juga usianya yang sudah melampaui harapan hidupnya.
Jarang tetapi bukan tidak mungkin ball python, salah satu spesies ular piton terkecil, bereproduksi secara aseksual.
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Oregon, 6 Orang Tewas dan Puluhan Hilang
Mark Wanner, manajer zoologi herpetologi di Kebun Binatang St. Louis, mengatakan bahwa ular piton tersebut biasanya hanya hidup sekitar 30 atau 40 tahun. "Sungguh gila python berhasil melewati 60 tahun, apalagi bertelur," katanya.
"Tidak normal melihat ular hidup sampai usia itu," katanya. Ular tertua yang pernah didokumentasikan di kebun binatang adalah ular sanca bola berusia 47 tahun di Kebun Binatang Philadelphia, kata Wanner.
Ular piton tersebut menjadikannya ular piton tertua yang pernah tercatat di Kebun Binatang St. Louis. "Itu membuatnya semakin luar biasa bahwa dia bertelur." ujar Wanner.
Dua telur diambil pada tanggal 23 Juli, digunakan untuk pengambilan sampel genetik, yang akan membantu menentukan apakah ular piton tersebut bereproduksi secara seksual atau aseksual.
Ular juga diketahui menyimpan sperma dari pertemuan sebelumnya untuk pembuahan yang tertunda, meskipun Wanner mengatakan itu tidak mungkin dalam kasus ini, karena penyimpanan sperma ular terpanjang yang didokumentasikan adalah tujuh tahun.
Baca Juga: Tottenham Resmi Datangkan Bintang Timnas Amerika Serikat, Alex Morgan
Sedangkan tiga telur lainnya berada di inkubator di herpetarium kebun binatang, yang menampung ular, kadal, katak, dan amfibi lainnya. Dua lainnya tidak selamat.
Dr Jonathan Losos, seorang profesor biologi evolusi di Universitas Washington di St. Louis yang mengkhususkan diri pada reptil, mengatakan para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa ada beberapa spesies ular dan kadal betina bereproduksi secara aseksual.
"Apa yang tidak kami sadari hingga baru-baru ini adalah bahwa ada beberapa spesies yang biasanya bersifat seksual - yaitu, membutuhkan jantan dan betina untuk bereproduksi - yang terkadang dapat bereproduksi tanpa sperma," kata Dr. Losos.
Komodo, misalnya, diketahui bertelur secara aseksual, sebuah proses yang disebut partenogenesis fakultatif.
Ball python di St. Louis, yang panjangnya antara empat dan empat setengah kaki dan tidak memiliki nama, tiba di kebun binatang pada tahun 1961.
Diperkirakan berumur sekitar 3 tahun pada saat ular tersebut tiba di kebun binatang. Kebun binatang ini juga memiliki ball python jantan yang berumur sekitar 31 tahun. Mereka dipelihara berdampingan di herpetarium kebun binatang, tidak terlihat oleh publik, tetapi tidak pernah bersentuhan.
Ball python betina diyakini bertelur secara aseksual pada tahun 2009, kata Wanner. Tetapi tidak menetas, dan tidak ada pengujian genetik yang dilakukan untuk mengkonfirmasi hal ini.
Sebelumnya, ular tersebut bertelur pada tahun 1990. Mungkin saja dia pernah bersentuhan dengan ular piton jantan, karena ular-ular pada saat itu tidak terpisah satu sama lain ketika penjaga membersihkan kandangnya.
Telur-telur tersebut sudah dalam setengah masa inkubasi dan, jika mereka bertahan, diharapkan menetas dalam beberapa minggu ke depan.
"Kami tidak mengandalkan fakta bahwa telur-telur ini akan menetas, tetapi kami berharap." kata Tuan Wanner.