Suara.com - Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan berseru kepada seluruh warga Ibu Kota untuk tidak keluyuran keluar rumah tanpa ada kegiatan yang sifatnya esensial. Seruan itu disampaikan Anies setelah memberlakukan aturan baru PSBB Jakarta, hari ini.
"Pada prinsipnya selama masa PSBB sebisanya tetap berada di rumah dianjurkan untuk tidak berpergian kecuali untuk keperluan mendesak kecuali untuk aktivitas dalam usaha esensial yang memang diperbolehkan," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (13/9/2020).
Dia mengatakan, ada lima faktor dalam aturan baru PSBB di Jakarta. Faktor pertama kata dia mencakup soal pembatasan sosial, ekonomi, keagamaan, kebudayaan, hingga pendidikan.
" Kedua adalah pengendalian mobilitas. Ketiga rencana isolasi yang terkendali
Keempat adalah pemenuhan kebutuhan pokok dan yang kelima adalah penegakan sanksi," kata dia.
Baca Juga: Anies: Satu Gedung Harus Ditutup Jika Ada Temuan Kasus Corona
Meski masih terbilang longgar ketimbang PSBB pertama di awal pandemi, Anies meminta agar warga tetap waspada dan tetap berada di rumah jika tak memiliki kegiatan yang mendesak di luar.
"Jadi pesan dalam penegakan PSBB adalah tetap berada di rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak," kata dia.
Aturan Baru PSBB
Anies resmi menerbitkan aturan baru untuk menekan penularan Covid-19 di Jakarta.
Meski bertujuan untuk membatasi pergerakan masyarakat, Anies tak membuat PSBB seketat awal masa pandemi. Padahal, Anies awalnya mewacanakan mulai 14 September besok, PSBB akan diperketat lebih daripada ketika masa PSBB transisi. Namun ternyata dalam aturan barunya yang juga akan berlaku besok, Anies tetap melakukan sejumlah pelonggaran.
Baca Juga: Lewat Aturan Baru PSBB, Anies Tetap Larang Warga Gelar Hajatan Nikahan
Aturan baru penerapan PSBB ini tertuang dalam Peraturan Gubernur nomor 88 tahun 2020 yang diterbitkan hari ini. Aturan ini merevisi Pergub nomor 33 tentang pelaksanaan PSBB yang sempat diberlakukan di masa awal pandemi sejak 10 April sampai bulan Juni.
"Kita memasuki fase pembatasan yang berbeda dari masa transisi kemarin," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Minggu.
"Prinsipnya dalam masa PSBB yang berlaku di Jakarta sejak tanggal 10 April dan sampai sekarang masih berstatus PSBB," tambahnya.
Ngotot PSBB Total
Sebelummya, Anies tetap ngotot menerapkan PSBB total meski banyak dapat pertentangan khususnya dari para Menteri. Anies menyatakan PSBB akan dimulai 14 September 2020 sampai dua pekan ke depan.
Anies mengatakan kondisi penyebaran corona di ibu kota sudah sangat mengkhawatirkan. Pasalnya angka kematian meningkat, Rumah Sakit Penuh, dan masalah lainnya.
Karena itu, ia meminta agar selama PSBB berlangsung, masyarakat agar tetap berada di rumah. Segala kegiatan dan aktivitas di luar rumah hanya diizinkan jika memang mendesak saja.
"Karena itulah mengapa pengetatan ini penting untuk kita berada di rumah dulu selama dua pekan ini. Dengan berada di rumah dulu, harapannya potensi penularan ini bisa ditekan," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (11/9/2020).