Suara.com - Surat yang dikirimkan orang terkaya Indonesia Budi Hartono kepada Presiden Joko Widodo untuk memberikan masukan terkait rencana Pemerintah Provinsi Jakarta kembali menerapkan PSBB total mulai 14 September 2020 menjadi pembahasan yang hangat di akhir pekan.
Surat dari pemilik Grup Djarum tersebut menjadi berita utama di sejumlah media dan menjadi pembahasan hangat di media sosial setelah salinan surat Budi Hartono diunggah mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Polandia Peter Frans Gontha ke akun Instagram, kemarin. (Baca juga: Surat Konglomerat Budi Hartono ke Jokowi)
Setelah memposting salinan surat tersebut, Peter memberikan keterangan lagi untuk menanggapi adanya anggapan negatif terhadap niat baik memberikan masukan penanganan Covid-19. "Buat media nasional yang berpikir saya asal bikin berita!"
Peter memposting screencapture percakapan ke IG, dia mengonfirmasi bahwa surat tersebut asli dari Budi Hartono. Menurut informasi yang didapatkan Peter, Budi Hartono kabarnya diminta Istana untuk memberikan masukan pemikiran menyangkut penanganan Covid-19.
Baca Juga: Orang Terkaya Surati Presiden Soal PSBB Total DKI: Kita Tunggu Sikap Jokowi
"Kenapa bangsa kita selalu berpikir negatif? Orang kaya memberi masukan pikiran sebagai penanganan Covid-19, sesuatu yang positif, malah banyak mencela dan berpikir negatif, padahal sendiri tidak memberi solusi, dan hanya menjadi bagian dari masalah. Bodohnya kita!" kata Peter.
Peter memaparkan data terakhir kasus Covid-19 pada 11 September 2020 di dunia dari media massa.
"Selamat pagi Indonesia: 11 September 2020 menurut media ada data terakhir yang sangat menarik dibawah ini: dunia: jumlah kasus Covid 28,5 juta, meninggal 917.000. Amerika Serikat : jumlah kasus Covid 6,4 juta, meninggal 193.000. Indonesia: jumlah kasus Covid 214.000, meninggal 8.650 (sembuh 152.000). Kita bukan bangsa sempurna, tapi kita mencoba yang terbaik. (Pasti yang komentar negatif banyak lagi, sifat bangsa Indonesia?) Semua sumber berita jelas!!!!!" kata Peter yang juga menautkan link ke sumber media yang dia jadikan rujukan data Covid-19. (Baca juga: Kita Tunggu Sikap Jokowi)