Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan dilaksanakan mulai 14 September 2020. Meski begitu, keputusan tersebut dinilai tidak efektif oleh Wali Kota Bogor Bima Arya. Bahkan, Bima menegaskan bahwa kota yang ia pimpin tersebut tidak akan mengikuti langkah yang diambil oleh Anies. Hal tersebut membuat profil Bima Arya menarik untuk disimak bersama.
PSBB total tidak efektif dan membutuhkan konsekuensi yang besar
Pernyataan yang dilontarkan oleh Bima terkait PSBB lantas menuai banyak reaksi dari berbagai kalangan. Menurut Bima, PSBB total tidak efektif dan membutuhkan konsekuensi yang besar. Salah satu kendalanya ialah jumlah personel SatPol PP di Kota Bogor yang sedikit sehingga menyulitkan pengawalan dan penjagaan selama PSBB berlangsung.
Selain itu, pertimbangan lainnya ialah jaminan perekonomian warga apabila diberlakukan PSBB, maka warga tidak bisa bekerja dan roda perekonomian akan terganggu. Pernyataan Bima ini tak pelak menuai banyak reaksi publik, berikut ini profil Bima Arya.
Baca Juga: Profil BJ Habibie: Mengenang Satu Tahun Wafatnya Sang Visioner
1. Keluarga dan Pendidikan Bima Arya
Bima Arya lahir di Bogor, 17 Desember 1972. Ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya bernama Toni Sugiarto, seorang perwira polisi, sedangkan ibunya bernama Melinda Susilarini.
Bima mengenyam pendidikan sekolah dasar di SDN Polisi IV, kemudian melanjutkan SMP di SMPN 1 Bogor dan SMA di SMAN 1 Bogor. Usai lulus SMA, Bima lantas meneruskan pendidikan S1-nya di Universitas Parahyangan dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional. Lalu, Bima meraih gelar S2-nya di Monash University, Melbourne, Australia dan gelar S3-nya Australian National University di Canberra, Australia.
Pada tahun 2002, Bima menikah dengan Yane Ardian dan kini dikaruniai dua orang anak bernama Kinaura Maisha dan Kenatra Mahesha.
Baca Juga: Profil Jokowi, Presiden Ke-7 Republik Indonesia
Sebelum duduk di kursi Wali Kota Bogor, Bima memulai kariernya sebagai dosen di beberapa universitas Tanah Air berikut daftar karier Bima:
- 1998-2001 Dosen Fisip Universitas Parahyangan
- 2001- Dosen Universitas Paramadina
- 2001-2002 Asisten Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Paramadina
- 2004-2006 Peneliti di Research School for Pacific and Asian Studies, Canberra.
- 2006-2010 Direktur Eksekutif Lead Institute Paramadina
- 2007-2008 Konsultan di Partnership for Governance Reform, UNDP
- 2008-2010 Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia
- 2009-2010 Pemimpin Redaksi Majalah Rakyat Merdeka
- 2010 Dosen Pasca Sarjana Universitas Paramadina
- 2010 - Komisaris Charta Politika Indonesia
Selain itu, Bima juga aktif di berbagai organisasi serta kepemimpinan sejak ia duduk di bangku kuliah, berikut daftar organisasi yang pernah ia pimpin dan ikuti:
- 1992-1993 Wakil Ketua HIMAHI FISIP Unpar
- 1993-1994 Ketua Senat Fisip Unpar
- 1993-1995 Departemen Pemuda Paguyuban Bogoriensis
- 1998-2000 Direktur Eksekutif Solidaritas Masyarakat Anti Narkotika (SMART)
- 1998-2000 Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Bandung
- 2002-2004 Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia
- 2009-2012 Ketua Umum Ikatan Alumni Smansa Bogor 2010-2015 Ketua PP Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP)
- 2010-2015 Ketua Dewan Pembina Gen A 2010-2015 Ketua DPP Partai Amanat Nasional
- 2011-2016 Ketua Umum Paguyuban Bogor
- 2013-2018 Ketua Umum DPP Matara (Matahari Nusantara)
Selain itu, Bima juga pernah menerbitkan dua buku berjudul Anti Partai (2010) dan Kilas Balik Bima Arya. Selama berkarier menjadi dosen dan aktif di berbagai organisasi, Bima diganjar tiga penghargaan yakni:
- Penghargaan dari Pemerintahan Provinsi Jawa Barat di bidang pemberantasan narkoba (1999).
- Penghargaan dari Save Our Election Institute, sebagai motivator pemuda bidang demokrasi dan kepemimpinan (2009).
- Australian Alumni Award dari Pemerintah Australia sebagai Alumni yang berprestasi di bidang pembangunan sosial dan demokrasi (2010).
Itulah profil Bima Arya!
Kontributor : Lolita Valda Claudia