Suara.com - Setelah memperpanjang pembatasan sosial berskala besar transisi sebanyak lima kali, pada Rabu (9/9/2020), malam, Gubernur Jakarta Anies Baswedan mencabut tuas rem darurat dan mengembalikan lagi pemberlakuan PSBB total seperti awal pandemi Covid-19.
Keputusan Anies Baswedan didukung oleh sosiolog dari Univesitas Ibnu Chaldun Musni Umar. Menurut Musni Umar, Anies konsisten menyelamatkan nyawa warganya, walaupun kebijakannya diserang.
"Sebagai sosiolog saya sedih diberlakukannya kembali PSBB karena dampak ekonomi dan sosial sangat besar. Akan tetapi saya dukung PSBB jilid 2. Sebab tidak ada cara lain untuk lawan dan cegah corona yang sedang merajelela," kata Musni Umar.
Terhadap seorang aktivis anti korupsi yang menanyakan apakah kebijakan PSBB total merupakan saran dari Musni Umar, dia yakin Anies Baswedan mengambil keputusan atas dasar pertimbangan dari berbagai aspek.
Baca Juga: Ketua KPU Riau Positif Covid, Jalani Isolasi Mandiri di Rumah
"Anies, gubernur yang cerdas, rendah hati dan berilmu, meraih gelar Ph.D dari Amerika Serikat. Walaupun begitu, beliau mendengar pandangan dan saran dari pakar epidemologi UI dan melihat realitas meningkatnya penyebaran wabah corona di DKI Jakarta sebelum rapat dan ambil keputusan PSBB," kata Musni Umar.
Musni Umar juga menanggapi kritik menteri kabinet Joko Widodo terhadap kebijakan terbaru Anies Baswedan berdampak pada pasar saham.
"Tidak ada obat yang manis. Semua obat pahit. Tapi untuk sembuh, terpaksa telan obat walau pahit. Karena belum ada obat corona, semua negara pilih lockdown, kita sebut PSBB. Ekonomi tidak akan pulih jika corona tidak dapat dikendalikan. Cara kendalikan corona dengan PSBB," kata Musni Umar.