Suara.com - Anggota fraksi Gerindra DPRD Jakarta Andyka membela Gubernur Anies Baswedan yang diserang sejumlah Menteri karena menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total. Andyka menganggap para menteri itu tidak nurut dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Andyka mengatakan Jokowi sudah secara gamblang memerintahkan agar saat ini fokus pada penanganan kesehatan. Jika para Menteri malah sibuk memikirkan ekonomi, maka mereka melawan arahan atasannya sendiri.
"Kalau menteri-menteri protes pak Anies artinya menteri-menteri yang protes itu tidak tertib kepada pimpinannya, tidak tertib kepada Presiden," ujar Andyka saat dihubungi, Jumat (11/9/2020).
Andyka lantas meminta agar para Menteri yang protes dengan kebijakan baru Pemprov DKI itu mempelajari tentang aturan otonomi daerah.
Baca Juga: Menteng Rawan Corona, Masjid Sunda Kelapa Tutup Mulai Senin 14 September
Menurutnya Pemerintah Daerah boleh membuat keputusan atau kebijakan asalkan selaras dengan keinginan Pemerintah Pusat.
"Selama tidak bertentangan dengan aturan yang ada di atasnya itu bisa dilaksanakan apalagi sesuai dengan yang memang disampaikan diharapkan oleh Presiden," jelasnya.
Karena itu, ia menyarankan agar para Menteri menghormati keputusan Anies yang dianggapnya hanya menjalankan instruksi Presiden. Terlebih lagi kondisi penularan corona di Jakarta sekarang ini sudah semakin mengkhawatirkan.
"Intinya kalau ada para pembantu presiden yang bertentangan dengan arahan dengan imbauan kebijakan keputusan presiden, ini yang harus dipertanyakan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ideks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (10/9/2020) kemarin ambles 5 persen, alhasil perdagangan IHSG dihentikan sementara selama 30 menit.
Baca Juga: Kritik PSBB Total, Bima Arya ke Anies: Bunuh Nyamuk Jangan Pakai Meriam
Menanggapi hal ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, terbakarnya indeks pada hari ini karena pengumuman mendadak dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB pada 14 September 2020 mendatang.
"Sampai dengan kemarin karena hari ini indeks masih ada ketidakpastian akibat dari pada announcement (pengumuman) Gubernur DKI tadi malam. Sehingga pagi tadi indeks sudah di bawah 5.000,” kata Airlangga dalam Rakornas KADIN Indonesia yang disiarkan virtual, Kamis (10/9/2020).
Menurut Ketua Umum Partai Golkar ini, pengumuman yang mendadak ini membuat respons pasar menjadi panik, sehingga mempengaruhi indeks yang bergejolak.
“Namun kita juga harus melihat bahwa gas dan rem ini, kalau digas atau direm mendadak itu, tentu kita harus menjaga kepercayaan dan confident daripada publik. Karena ekonomi ini tidak semuanya faktor fundamental, tetapi juga ada faktor sentimen. Terutama untuk di sektor capital market,” katanya.