Pertama Kali sejak Perang Dingin, Jerman Uji Ribuan Sirene Tanda Bahaya

Jum'at, 11 September 2020 | 13:21 WIB
Pertama Kali sejak Perang Dingin, Jerman Uji Ribuan Sirene Tanda Bahaya
Ilustrasi sirene tanda bahaya.[Unsplash/Jeremy Yap]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Puluhan ribu sirene dibunyikan di seluruh Jerman untuk pertama kalinya sejak berakhirnya perang dingin dalam uji coba untuk memberi tahu adanya bahaya kepada masyarakat.

Menyadur The Guardian, Jumat (11/9/2020) puluhan ribu sirene tersebut dibunyikan pada Kamis (10/9) pukul 11 pagi waktu setempat, dan semua dimatikan 20 menit kemudian.

Sebelumnya pihak berwenang telah menginformasikan kepada sekolah, pusat perawatan dan tempat penampungan pencari bahwa sirene dapat menyebabkan kepanikan atau trauma pada orang tua atau pengungsi yang mungkin mengasosiasikan sirene dengan perang.

"Kami memiliki populasi yang sangat tidak siap," kata Christoph Unger, presiden kantor federal untuk perlindungan sipil dan bantuan bencana (BBK).

Baca Juga: Spanyol Gilas Ukraina 4-0, Berikut Hasil Lengkap UEFA Nations League

"Ini tidak seperti saat perang dingin ketika Anda dapat menemukan penjelasan untuk sinyal peringatan di bagian belakang Yellow Pages." jelasnya.

Selain menguji cakupan teknis, Warntag (Hari Peringatan) yang akan berlangsung setiap tahun pada Kamis kedua bulan September bertujuan untuk menginformasikan kepada publik tentang apa yang harus dilakukan.

Sirene yang berubah nada tanpa gangguan adalah peringatan. Sedangkan satu nada yang berlangsung selama satu menit menunjukkan berakhirnya keadaan darurat.

Peringatan itu juga dikirim melalui notifikasi pada ponsel pintar, pada kendaraan umum, dan dalam pesan yang ditampilkan di papan reklame digital.

Meskipun teknologi tradisional tampaknya berfungsi dengan baik, banyak notifikasi digital tidak dapat diandalkan.

Baca Juga: Toni Kroos: Karier Thomas Muller di Timnas Jerman Sudah Tamat

Beberapa pesan dilaporkan gagal masuk, gangguan siaran tidak berfungsi pada setiap panjang gelombang, dan pengiriman pesan melalui aplikasi peringatan yang disebut Nina tidak merata.

Pada puncak perang dingin, ada sekitar 86.000 sirene di seluruh Jerman. Mayoritas dibongkar selama reunifikasi pada tahun 1991 tetapi sebagian masih ada.

Di Berlin, sebagian besar sistem alarm dibongkar dalam beberapa tahun terakhir setelah warga mengeluh kebisingannya.

Beberapa daerah, seperti Sachsen dan Bayern, mengaktifkan kembali sirene setelah banjir besar pada tahun 2002.

"Kami menyadari bahwa sebagian tidak berfungsi," kata juru bicara BBK setelah uji coba. "Ada penundaan karena kelebihan beban dari sistem peringatan modular." jelasnya.

Dia mengatakan BBK akan bekerja untuk meningkatkan sistem sirene tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk dapat memicu semua sistem dengan menekan satu tombol di markas BBK di Bonn, dan dapat menyampaikan informasi rinci melalui aplikasi Nina, seperti rute evakuasi.

BBK mengatakan sirene tersebut dapat digunakan ketik ada keadaan darurat, dari kecelakaan biokimia hingga kebakaran hutan, banjir, serangan teroris, dan ledakan nuklir.

"Saya merinding," ungkap Lotte, seorang pekerja pengiriman pos berusia 52 tahun, saat berkeliling di Potsdam saat sirene berbunyi.

"Pada saat yang sama saya merasa yakin bahwa sirene masih bekerja. Dan itu bagus untuk mengajari kaum muda apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat." sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI