Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Siti Ruhaini Dzuhayatin, ikut mengomentari terkait pernyataan kontroversial Menteri Agama Fachrul Razi soal radikalisme yang menyusupi instansi lewat orang berwajah rupawan alias good looking, pandai bahasa Arab, dan hafal Al Quran.
Menurut Ruhaini, kelompok ekstrimisme erat dikaitkan dengan sosok karismatik oleh para pengikutnya.
"Tetapi penelaahan saya terhadap jaringan ekstrimisme menjelaskan bahwa kelompok tersebut direkatkan oleh sosok yang dipandang karismatik oleh pengikutnya," ujar Ruhaini kepada Suara.com, Kamis (10/9/2020).
Menurutnya Fahrul menganggap bahwa sosok karismatik sama dengan good looking.
"Apakah karismatik itu diartikan oleh Pak Menag good looking," ucap dia.
Mantan Staf Khusus Presiden bidang Keagamaan Internasional itu menuturkan suatu ideologi atau ajaran yang perlu disebarkan dan membutuhkan afiliasi kuat, pasti perlu pengemasan yang menarik.
Baik itu dari sisi keilmuan hafalan Qur'an, memiliki penguasaan ilmu agama yang baik hingga sosok karismatik dan menarik.
Pengemasan tersebut kata Ruhaini, bertujuan untuk meyakinkan para pengikutnya yang tidak berafiliasi dengan ormas atau kelompok seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Selain itu, Direktur Kalijaga Institute for Justice (KIJ), UIN Sunan Kalijaga, itu mengatakan di sisi lain ada sosok yang mencari panggung dan pengikutnya dengan kapasitas yang mereka miliki.
Baca Juga: Nilai 100 Buat Fachrul Razi yang Jadi Bulan-bulanan Anggota DPR
"Dua hal tersebut memungkinkan terjadinya proses rektuitmen semacam itu," katanya.