Jurnalis Legendaris AS: Trump Sudah Tahu Ada Covid-19 Sebelum Jadi Pandemi

Reza GunadhaBBC Suara.Com
Kamis, 10 September 2020 | 15:54 WIB
Jurnalis Legendaris AS: Trump Sudah Tahu Ada Covid-19 Sebelum Jadi Pandemi
Presiden Amerika Serikat Donald Trump . [Foto / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengetahui virus Covid-19 lebih mematikan daripada flu biasa sebelum penyakit tersebut melanda AS, menurut sebuah buku yang baru diterbitkan.

Bob Woodward, wartawan yang pertama melaporkan tentang skandal Watergate pada era Nixon, mewawancarai Trump 18 kali dari Desember hingga Juli.

Trump mengatakan kepadanya bahwa virus tersebut "mematikan" sebelum kematian pertama di AS terkonfirmasi.

Menanggapi buku itu, Trump mengatakan dia ingin menghindari kepanikan publik terkait wabah itu.

Baca Juga: Donald Trump Masuk Nominasi Penghargaan Nobel Perdamaian setelah Israel-UEA

Sekitar 190.000 warga Amerika Serikat tercatat meninggal dunia terkait dengan Covid-19 sejak pandemi dimulai.

Pada Rabu (09/09), sejumlah media AS merilis cuplikan wawancara antara presiden dan wartawan senior itu, mengungkap pernyataan Trump tentang wabah Covid-19, ras, dan masalah lainnya.

Berikut adalah beberapa kutipan kunci dari Rage, buku yang akan dirilis pada 15 September.

Apa yang tertulis dalam buku itu tentang Trump dan virus corona?

Trump mengindikasikan bahwa dia mengetahui lebih banyak tentang tingkat keparahan penyakit Covid-19 daripada yang ia katakan di depan umum.

Menurut rekaman percakapan, Trump memberi tahu Woodward pada bulan Februari bahwa virus corona lebih mematikan daripada flu.

Baca Juga: Keponakan Osama Bin Laden Dukung Donald Trump Menang Pilpres AS

"Itu menyebar melalui udara," kata Trump kepada Woodward pada 7 Februari.

"It selalu lebih sulit daripada sentuhan. Anda tidak perlu menyentuh apapun. Betul? Tetapi dengan udara, Anda hanya perlu menghirup udara dan begitulah penyebarannya.

"Karenanya, [virus corona] ini sangat rumit. Sangat pelik. [Virus] itu juga lebih mematikan daripada flu-flu yang berat."

Namun, pada bulan yang sama, Trump berjanji virus itu "sangat terkendali", dan jumlah kasus akan segera mendekati nol. Dia juga secara terbuka menyiratkan flu biasa lebih berbahaya daripada Covid-19.

Saat berbicara di Capitol Hill pada 10 Maret, Trump berkata: "Tenang saja. Itu akan hilang."

Sembilan hari kemudian, hanya hitungan hari setelah Gedung Putih mengumumkan pandemi sebagai darurat nasional, Trump mengatakan kepada Woodward: "Saya ingin selalu mengecilkannya. Saya masih suka mengecilkannya, karena saya tidak ingin membuat panik."

Bagaimana reaksi Gedung Putih?

Saat berbicara dari Gedung Putih pada Rabu (09/09), Trump mengatakan kepada para wartawan: "Saya tidak ingin orang takut, saya tidak ingin membuat panik, seperti yang Anda katakan, dan tentu saja saya tidak akan membawa negara ini maupun dunia ke dalam kegilaan.

"Kami ingin menunjukkan kepercayaan diri, kami ingin menunjukkan kekuatan."

Presiden Trump - yang mencalonkan diri untuk pemilihan kembali pada November - mengatakan bahwa buku Woodward merupakan "serangan politis".

Menanggapi pertanyaan wartawan tentang buku tersebut, juru bicara Gedung Putih, Kayleigh McEnany, mengatakan: "Presiden tidak pernah meremehkan virus, sekali lagi. Presiden menyampaikan ketenangan. Presiden serius tentang ini."

Dalam sebuah cuitan, penantang Trump dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan, "sementara penyakit mematikan melanda bangsa kita, [presiden] gagal melakukan tugasnya - dengan sengaja. Hal itu merupakan pengkhianatan antara hidup atau mati rakyat Amerika."


Manajemen krisis

Analisis oleh Tara McKelvey, Koresponden Gedung Putih BBC

Para pemimpin bertanggung jawab untuk membuat orang tetap tenang, namun ada batasan yang tipis antara menghindari kepanikan dan membuat krisis menjadi lebih buruk. Presiden Trump mengatakan kepada Woodward bahwa Covid-19 lebih mematikan daripada flu, tetapi di depan umum dia meremehkan bahayanya.

Para pemimpin lain mengambil pendekatan berbeda. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan dengan terus terang bahwa orang akan meninggal: "Banyak keluarga-keluarga lainnya yang akan kehilangan orang yang mereka sayangi sebelum waktunya."

Johnson berpikir orang harus tahu tingkat keparahan pandemi. Sebaliknya, Trump sering meremehkan virus itu sejak awal. Dalam beberapa pekan terakhir, para penasihatnya mulai berbicara tentang virus corona dalam bentuk kata-kata lampau - seolah-olah masalahnya sudah hilang.

Para ilmuwan tidak setuju, sambil mengatakan kemungkinan akan ada lonjakan di musim gugur, mengikuti pola penyakit pernapasan lainnya. Namun, satu fakta tidak terbantahkan. Trump ingin orang-orang melihatnya sebagai pemimpin yang kuat.

Dia juga ingin masyarakat untuk pergi ke lokasi-lokasi pemungutan suara dan memberikan suara mereka - dan tidak mengkhawatirkan virus.


Apa lagi yang diungkapkan buku itu?

Woodward menulis bahwa dia mengungkit protes Black Lives Matter dalam percakapan dengan sang presiden pada tanggal 19 Juni, menyarankan bahwa orang "kulit putih, yang memiliki hak istimewa" seperti diri mereka harus berusaha memahami bagaimana perasaan orang kulit hitam Amerika.

"Anda benar-benar meminum Kool-Aid itu, betul?" Kata Trump. "Dengarkan saja dirimu."

Protes yang meluas secara nasional terhadap kebrutalan polisi dan rasisme dipicu oleh kematian George Floyd di Minnesota pada Mei.

Trump juga mengulangi pernyataan bahwa dia telah berbuat lebih banyak untuk orang keturunan Afrika-Amerika daripada presiden mana pun selain Abraham Lincoln, yang menghapus perbudakan.

Kemudian, pada 8 Juli, Trump kembali menegaskan bahwa dia telah "melakukan banyak hal untuk komunitas kulit hitam", tetapi "tidak merasakan rasa cinta apa pun".

The Washington Post juga mengutip wawancara ketika Woodward bertanya kepada presiden tentang apakah Amerika memiliki rasisme sistemik.

Trump mengatakan meski masalah ini ada di mana-mana, "Saya pikir mungkin lebih sedikit di sini daripada di sebagian besar tempat-tempat, atau lebih sedikit di sini daripada di banyak tempat".

Presiden juga mengakui rasisme mempengaruhi kehidupan orang-orang di AS, dengan mengatakan "sangat disayangkan".

Buku Woodward juga mengutip puluhan surat antara Trump dan Kim Jong-un dari Korea Utara.

Dalam surat-suratnya, yang diisi dengan bahasa berbunga-bunga, Kim dilaporkan menyebut Trump sebagai "Your Excellency (Yang Mulia)" dan menyatakan "persahabatan yang mendalam dan istimewa akan bekerja sebagai kekuatan magis."

Menurut media AS, Trump memberi tahu Woodward tentang hubungannya dengan Kim: "Anda bertemu seorang perempuan. Dalam satu detik, Anda tahu apakah itu akan terjadi atau tidak. Tidak perlu 10 menit dan tidak perlu waktu enam minggu. Rasanya seperti, wah. Oke. Kamu tahu? Ini membutuhkan waktu kurang dari satu detik."

Trump juga dilaporkan memberi tahu Woodward bahwa dia merasa pendahulunya, Barack Obama, "sangat dilebih-lebihkan".

"Saya tidak berpikir Obama pintar," kata Trump. "Dan menurutku dia bukan pembicara yang hebat."

Menurut CNN, Trump mengatakan kepada Woodward bahwa dia membuat Presiden George W Bush "terlihat seperti orang tolol yang bodoh, yang memang seperti itu".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI