Suara.com - Dalam video yang diunggah di channel YouTube Najwa Shihab, tenaga kesehatan dr. Ottiara Febriannisa Akbariah menceritakan susah payahnya menghadapi pandemi Covid-19.
dr. Ottiara adalah salah satu tenaga medis dari sebuah rumah sakit kelas C di Cikupa Tengerang yang kesulitan memperoleh rumah sakit rujukan.
Lewat talkshow virtualnya, Najwa mengonfirmasi bagaimana keadaan yang sebenarnya terjadi di rumah sakit tempat dr. Ottiara bekerja.
Menurut dr. Ottiara, rumah sakit tempatnya bekerja benar-benar jungkir balik seiring dengan membeludaknya pasien Covid-19 ini terlebih saat mencari rumah sakit rujukan lainnya.
Baca Juga: Terjun Bebas, Ini Identitas Pasien Covid yang Bunuh Diri di RSD Wisma Atlet
"Kita bener-bener kesulitan mencari RS rujukan karena memang di awal kita komitmen tidak merawat pasien positif, hanya yang pasien suspect saja (PDP)," papar Ottiara dalam video yang diunggah Rabu (09/09/2020) tersebut.
Ketika ditanya soal tenda darurat yang dibangun rumah sakitnya, Ottiara menjelaskan bahwa sebenarnya tenda-tenda tersebut dibangun sejak awal pandemi.
"Memang itu kebijakan dari rumah sakit kami untuk mendirikan tenda untuk suspect kami. Awalnya tenda itu untuk pasien bergejala seperti demam," imbuh Ottiara.
Keterbatasan peralatan medis menjadi salah satu alasan rumah sakit dr. Ottiara merujuk pasien Covid-19 sejak dua bulan terakhir ini.
Namun ia menegaskan, segala kemampuan yang dimiliki rumah sakit akan dikerahkan semaksimal mungkin demi perjuangan melawan Covid-19.
Baca Juga: Gubernur Anies: Sekarang Lebih Darurat dari Awal Wabah Covid-19
"Sampai pertengahan itu, antara Mei-Juni, memang lebih mudah dibanding akhir bulan kemarin sama awal bulan ini. Dulu semalam dapat rujukan, kalau sekarang bisa lebih dari 2 hari," lanjutnya.
Menanggapi kisah dr. Ottiara, Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito yang juga hadir dalam acara Najwa Shihab memaparkan penjelasnnya.
"Sekitar 30 persen pasien di DKI berasal dari Bodetabek dan itu menjadi beban untuk DKI juga. Jadi sebenarnya di daerah lainnya kesediaan tempat tidur, ICU di daerah lain juga terbatas. Tapi yang jadi alarm ya di DKI karena menjadi penyangga daerah lainnya," kata Wiku.
Menurutnya, untuk rumah sakit swasta di daerah sekitar Jakarta, apabila ada pasien yang sedang dan ringan maka bisa dipindahkan ke RS Wisma Atlet.
Tetapi lebih lanjut Wiku menegaskan, masyarakatnya harus bisa ikut menekan penyebaran Covid-19 dengan tetap patuh pada protokol kesehatan.
"Kita harus rem masyarakatnya, harus betul-betul berperilaku protokol kesehatan yang bagus," tambahnya.
Sementara Manager Pelayanan Medik RSUI dr. Rakhmat hidayat yang hadir dalam forum yang sama juga sejalan dengan kesulitan yang dialami dr. Ottiara.
"Per malam kami terima 30-50 rujukan, dengan yang bisa kami tampung 3-5 maksimal karena tidak ada tempat untuk itu," kata Rakhmat.
Rakhmat menjelaskan, pihak rumah sakitnya sebenarnya bisa memaksakan tempat darurat untuk disediakan, hanya saja tenaga yang tersedia sangat terbatas.
Hingga tulisan ini dibuat, video Najwa Shihab tersebut telah ditonton sebanyak 6 ribu lebih warganet dan mendapat ratusan komentar.
Salah satu komentar datang dari Teguh Putra yang mengaku sebagai tenaga kesehatan.
"Saya sebagai nakes akhir-akhir ini sudah males komentar. Orang-orang juga sudah pada cuek. Ya terserah lah," keluhnya.
"Yuk guys, jangan pinter nyalahin pemerintah, lihat dulu sekeliling kita, udah patuh belum sama protokol kesehatan. Saat ini kita harus saling bahu-membahu mengingatkan ke sesama. Tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, dia juga sedang memutar otak bagaimana menghentikan pandemi ini di Indonesia, dan mereka butuh kerja sama dengan rakyatnya untuk mewujudkan hal tersebut," tulis Ruci Nuraini.
"Kesehatan masyarakat adalah hal yang utama! Please taati lagi protokol kesehatan!" imbuh pemilik akun Asian Drama.