Suara.com - Seorang warganet mengungkapkan curahan hatinya ke media sosial ketika mendapati beberapa pelanggan restoran cepat saji abai terhadap sampah mereka.
Di beberapa meja restoran, ia mendapati beberapa sampah bekas pelanggan yang ditinggal pergi begitu saja usai mereka makan.
Ia pun merekam suasana restoran yang sudah sepi itu dengan ponselnya.
Tampak seorang pegawai restoran sedang membereskan ruangan dan membuang sampah-sampah tersebut dari atas meja.
Baca Juga: Buang Sampah Sembarangan, Warga Pekanbaru Didenda Rp 750 Ribu
"Setelah makan ditinggal pergi gitu aja. Padahal sudah tertulis jelas 'Mulai #BudayaBeberes dari diri sendiri'," tulis pemilik akun TikTok @anissriwulandari dalam konten videonya.
Ia juga menunjukkan sebuah tong sampah berwarna merah yang tertulis sebuah kampanye membereskan sampah secara mandiri.
"Mulailah membantu hal-hal kecil di sekitar kita. Enggak ada salahnya kita meringankan pekerjaan orang lain guys," pesan pengguna TikTok tersebut.
Namun, konten berisi peringatan itu justru ditanggapi berbeda oleh publik sosial media. Tidak semua warganet menyetujui pesan @anissriwulandari itu.
Segelintir warganet merasa bahwa budaya membereskan sisa makanan bukan menjadi tanggung jawab seorang pelanggan restoran.
Baca Juga: Jorok! Sampah Plastik Cemari Pantai Dadap Indramayu
"Oh jadi itu wajib ya? Ya udah deh enggak makan di situ lagi. Masih banyak kok restoran lain yang masih memakai konsep 'tamu adalah raja'," tulis seorang warganet mengomentari konten tersebut.
"Antre, bawa makanan sendiri, harus bersih-bersih sendiri juga??? Bawa kain sama pembersih meja dong kalau makan," protes warganet lain.
"Udah beli makanannya, pesannya antre, bawa pesanan ke meja sendiri, bayar pajak 10% dari pesanan, dan tetap disindir masalah selesai makan langsung ditinggal," imbuh seorang warganet.
Sementara itu, ada pula publik sosial media yang menganggap warga yang protes karena ditegur tersebut sebagai golongan yang tidak memilliki empati.
"Punya duit duit bukan berarti punya etika dan cerdas. Memang susah mengedukasi orang bermental buruk seperti ini dan tidak punya empati. Dimaklumi saja, mungkin menyusahkan orang lain adalah bagian dari iman menurut mereka. Ambil yang baik dan buanf yang buruk," tulis akun Twitter @republikkonten.
"Diajarin bersih kok pada marah?? Ngakak banget, malu harusnya," kata warganet lain.
Kalau menurut kalian bagaimana?