Suara.com - Peneliti Institut Pertanian Bogor Siti Nikmatin menciptakan baju antipeluru berbahan serat tandan kosong kelapa sawit.
“Dari hasil treatment yang dilakukan, biomasa TKKS menjadi serat dengan kandungan lignoselulosa. Ternyata TKKS ini memiliki potensi tinggi dalam menyerap energi tumbukan," kata Siti melalui keterangan pers.
Ia mengatakan jika biomasa TKKS tersebut disusun dalam bentuk anyaman dengan orientasi sudut tegak lurus pada sistem komposit laminated atau sandwich, melalui penambahan coating material antipanas, serat TKKS woven dapat menahan api dalam waktu 30 detik. Hal itu yang digunakan dalam perancangan baju antipeluru tersebut.
Untuk membuktikan ketahanan baju tersebut, Siti melakukan uji tembak menggunakan pistol glock dengan peluru MU1-TJ pada jarak efektif 25-50 meter. Baju anti peluru itu terbukti mampu menahan peluru tersebut.
Baca Juga: IPB Teratas, Ini Daftar 15 Perguruan Tinggi Golongan Klaster I di Indonesia
Namun demikian, baju antipeluru tersebut belum mampu menahan tembakan pistol laras panjang sehingga masih memerlukan riset lebih lanjut.
Siti mengatakan potensi baru bahan baju anti peluru tersebut dapat menjadi alternatif pilihan untuk kebutuhan dalam negeri karena bahan baku rompi antipeluru masih 100 persen impor.
“Karena pentingnya pengembangan riset ini, saya berharap riset dapat dilanjutkan menjadi penelitian terapan atau lanjutan. Dua sampai tiga langkah lagi menuju komersialisasi,” kata dia.
Sebelumnya, Siti juga berhasil membuat helm Green Composite yang menggunakan filler serat TKKS pada ukuran mikropartikel. Setelah diteliti lebih lanjut, serat TKKS ternyata juga mampu menyerap energi pada laju yang sangat tinggi pada saat tumbukan. Kemudian ide tersebut berkembang untuk membuat diversifikasi produk berbahan serat TKKS woven pada aplikasi bahan anti peluru.
Baca Juga: Niat Membangun Desa, Mahasiswa KKN 15 Tahun Tak Pulang Kampus