Hal itu disampaikan langsung oleh Yandri kepada Fachrul saat membuka rapat kerja.
Menurut Yandri, Fachrul sering melontarkan pernyataan kontroversial yang tidak produktif dan tidak subtantif sehingga ujungnya hanya menimbulkan kegaduhan.

Mulai dari pelarangan cadar, celana cingkrang, dan terbaru soal paham radikalisme dibawa oleh anak good looking yang pandai berbahasa Arab serta membaca Al Quran.
"Pak menteri ini sengaja saya sampaikan, banyak ulama yang hubungi kami, ponpes yang cetak Al Quran termasuk pesantren kami, dan termasuk keluarga saya," ujar Yandri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020).
"Saya tersinggung sekali dengan pernyataan bapak menarasikan seolah-olah orang hapal Al Quran dan pandai bahasa Arab itu radikal. Saya kira ini penting disampaikan tempat mana yang radikal itu, siapa, datanya bagaimana," tutur Yandri.
![Menteri Agama Fachrul Razi. [Suara.com/Arry Saputra]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/02/13/28871-menteri-agama-fachrul-razi.jpg)
Yandri berpandangan, apa yang menjadi pernyataan Fachrul terkait anak good looking bukan merupakan sebuah ucapan yang arif oleh seorang pejabat negara.
Apalagi pernyataan itu kemudian bisa dipersepsikan berbeda baik kalangan muslim maupun kalangan lainnya.
"Saya kira ini kegelisahan sekali bagi umat Islam, menarasikan orang hafal Al Quran, good looking pandai bahasa Arab itu sumber utama radikalisme," kata Yandri.
Baca Juga: Polemik Good Looking di Masjid, Guru Besar UIN Jakarta: Mari Tampil Klimis