Menag Disemprot Suka Blunder Isu Radikalisme, DPR: Cocok Jadi Menhan

Selasa, 08 September 2020 | 15:41 WIB
Menag Disemprot Suka Blunder Isu Radikalisme, DPR: Cocok Jadi Menhan
Menteri Agama Fachrul Razi (kanan) didampingi Wamenag Zainut Tauhid Saadi menyampaikan keterangan pers secara daring tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji 1441 H di Jakarta, Selasa (2/6). [ANTARA FOTO]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Agama Fachrul Razi dikritik suka blunder jika komentar soal isu radikalisme.
Anggota Komisi VIII Ali Taher menilai Fachrul Razi lebih cocok menjadi Menteri Pertahanan yang kini dijabat Prabowo Subianto

Bahkan Fachrul juga cocok jadi Kemenko Polhukam.

Penilaian Ali Taher itu buntut dari ucapan Fachrul soal radikalisme yang kerap blunder hingga menuai kontroversi.

Ali Taher mencatat, ada dua kali pernyataan Menag Fachrul soal radikalisme yang menuai polemik.

Baca Juga: Polemik Good Looking di Masjid, Guru Besar UIN Jakarta: Mari Tampil Klimis

Terakhir, ialah ucapannya soal anak good looking yang dipandang membahwa paham radikalisme.

Atas pernyataan-pernyataannya seputar radikalisme, menurut Ali Taher Fachrul gagal paham mengenai fungsi-fungsi agama dan fungsi pendidikan di Kemenag.

Menteri Agama Fachrul Razi (kiri) didampingi Dirjen PHU Nizar Ali menyampaikan keterangan pers secara daring tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji 1441 H di Jakarta, Selasa (2/6). [ANTARA FOTO]
Menteri Agama Fachrul Razi (kiri) didampingi Dirjen PHU Nizar Ali menyampaikan keterangan pers secara daring tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji 1441 H di Jakarta, Selasa (2/6). [ANTARA FOTO]

"Tanpa ingin mengecilkan Kementerian Agama, tidak sama sekali, tidak ada sifat Ali Taher mengecilkan siapapun. Tetapi kita bicara soal check and balances maka saya hanya ingin bicara, bapak (Fachrul) ini cocoknya jadi menteri pertahanan keamanan, menjadi menteri menko polhukam ketimbang menteri agama," kata Ali kepada Fachrul dalam rapat kerja di Komisi VIII, Selasa (8/9/2020).

Ali berujar, pernyataan-pernyataan Fachrul yang kerap membuat gaduh itu tidak lagi menggambarkan posisinya sebagai pimpinan di Kemenag, yang seharusnya dapat mengarahkan serta membimbing Kemenag untuk berjalan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

"Saya mengistilahkan, idedologi ditinggalkan sejarah tak terbawa. Karena apa demikian? Karena pernyataan-pernyataan Kementerian Agama kontra produktif terhadap program anggaran kita," ujar Ali.

Baca Juga: Bukan Sombong, Gatot Nurmantyo Dinilai Sedang Main Drama Politik

Menteri Agama Fahrur Rozi. (Youtube Kementerian Agama RI)
Menteri Agama Fahrur Rozi. (Youtube Kementerian Agama RI)

Sebelumnya, Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto menyampaikan banyak protes dari kalangan ulama yang menyayangkan pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi yang kerap menuai polemik.

Hal itu disampaikan langsung oleh Yandri kepada Fachrul saat membuka rapat kerja.

Menurut Yandri, Fachrul sering melontarkan pernyataan kontroversial yang tidak produktif dan tidak subtantif sehingga ujungnya hanya menimbulkan kegaduhan.

Menteri Agama Fachrul Razi di Masjid Istiqlal Jakarta. (Suara.com/Ummi HS).
Menteri Agama Fachrul Razi di Masjid Istiqlal Jakarta. (Suara.com/Ummi HS).

Mulai dari pelarangan cadar, celana cingkrang, dan terbaru soal paham radikalisme dibawa oleh anak good looking yang pandai berbahasa Arab serta membaca Al Quran.

"Pak menteri ini sengaja saya sampaikan, banyak ulama yang hubungi kami, ponpes yang cetak Al Quran termasuk pesantren kami, dan termasuk keluarga saya," ujar Yandri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020).

"Saya tersinggung sekali dengan pernyataan bapak menarasikan seolah-olah orang hapal Al Quran dan pandai bahasa Arab itu radikal. Saya kira ini penting disampaikan tempat mana yang radikal itu, siapa, datanya bagaimana," tutur Yandri.

Menteri Agama Fachrul Razi. [Suara.com/Arry Saputra]
Menteri Agama Fachrul Razi. [Suara.com/Arry Saputra]

Yandri berpandangan, apa yang menjadi pernyataan Fachrul terkait anak good looking bukan merupakan sebuah ucapan yang arif oleh seorang pejabat negara.

Apalagi pernyataan itu kemudian bisa dipersepsikan berbeda baik kalangan muslim maupun kalangan lainnya.

"Saya kira ini kegelisahan sekali bagi umat Islam, menarasikan orang hafal Al Quran, good looking pandai bahasa Arab itu sumber utama radikalisme," kata Yandri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI