Ikut Gelar Perkara Kasus Jaksa Pinangki, KPK: Kejagung Harus Terbuka!

Selasa, 08 September 2020 | 11:01 WIB
Ikut Gelar Perkara Kasus Jaksa Pinangki, KPK: Kejagung Harus Terbuka!
Tersangka kasus suap pengurusan pengajuan fatwa bebas Mahkamah Agung (MA) untuk membebaskan Djoko Tjandra, Pinangki Sirna Malasari berjalan usai menjalani pemeriksaan di gedung Bundar, Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (2/9/2020). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku telah mengirim tim Kedeputian Penindakan untuk melaksanakan gelar perkara bersama Kejaksaan Agung pada Selasa (8/9/2020) hari ini.

Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, gelar perkara itu berkaitan dengan kasus Jaksa Pinangki Sirna Kumalasari yang ditetapkan sebagai tersangka lantaran diduga menerima gratifikasi dari Djoko Tjandra.

"Karena gelar perkara merupakan pembahasan teknis penangan perkara maka yang hadir dari KPK adalah tim dari kedeputian bidang penindakan," kata Ali Fikri saat dikonfirmasi, Selasa (8/9/2020).

Ali mengatakan dalam gelar perkara nantinya, semua peserta bisa melihat kontruksi kasus itu secara utuh. Maka itu, lembaga antirasuah meminta Kejaksaan bisa transparan saat menggelar perkara kasus tersebut.

Baca Juga: Adik Kandung Pinangki Kembali Diperiksa Kejagung

"KPK berharap tim penyidik kejaksaan agung akan terbuka menyampaikan fakta-fakta hasil perkembangan penyidikan perkara," katanya.

Sebelumnya, KPK membuka peluang untuk turun tangan mengusut skandal Djoko Tjandra. Pelibatan itu termaktub dalam Pasal 10 A UU KPK Nomor 19 tahun 2019.

Poin pertama, yakni adanya laporan masyarakat mengenai tindak pidana korupsi tidak ditindaklanjuti.

Kedua, pengambilalihan dilakukan bila proses penanganan tindak pidana korupsi tanpa ada penyelesaian atau tertunda tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Ketiga, bila penanganan tindak pidana korupsi ditujukan untuk melindungi pelaku tindak pidana korupsi yang sesungguhnya.

Baca Juga: Faktor Jaksa Berpeluang Korupsi, Bisa Penjarakan Orang hingga Pilih Pasal

"KPK akan melihat perkembangan penangana perkara tersebut untuk kemudian mengambil sikap pengambilalihan apabila memenuhi syarat-syarat alasan sebagaimana diatur dalam 10 A UU KPK no 19 tahun 2019," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata.

Maka itu, kata Alex, pelaksanaan Pasal 10 A ayat (1) dan (2) tidak perlu menunggu penyusunan peraturan presiden lebih lanjut.

Alex pun mengajak masyarakat untuk bersama - sama mengawasi penanganan perkara itu.

"Kita perlu melihat perkara ini secara serius karena diduga melibatkan aparat penegak hukum," katanya.

Diketahui, pasca ditangkapnya lagi Djoko Tjandra di Malaysia, mulai terkuak pihak-pihak yang terlibat dalam pusaran kasus ini.

Dua jenderal, yakni Brigjen Prasetio Utomo dan Irjen Bonaparte Napoleon telah dijerat.

Tak hanya itu, pengacara Anita Kolopaking; Jaksa Pinangki Sirna Malasari; dan eks politikus Partai Nasdem, Andi Irfan Jaya juga ikut terseret dalam skandal Djoko Tjandra.

Sejumlah perkara yang menyeret para tersangka itu ditangani Bareskrim Polri dan Kejaksaan Agung RI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI