Bukan Sombong, Gatot Nurmantyo Dinilai Sedang Main Drama Politik

Selasa, 08 September 2020 | 10:46 WIB
Bukan Sombong, Gatot Nurmantyo Dinilai Sedang Main Drama Politik
Mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. (Suara.com/Yosea Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyentil Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang mengaku makar dan membandingkannya dengan hafidz Al quran yang mendapat tudingan berpotensi menyebar radikalisme.

Ferdinand meminta agar Gatot membedakan hafidz atau penghafal Alquran yang dimaksud oleh Menteri Agama Fachrul Razi yang disebut bisa membawa radikalisme.

"Pak Gatot, kita tentu harus bisa membedakan mana Hafidz yang membawa, menyebar kebaikan dan cinta sesama, serta mana Hafidz yang dimaksud oleh Menag. Anggota ISIS, Alqaeda banyak yang Hafidz katanya, apakah mereka harus dibela juga? Ayolah Pak, kita bijak dan objektif," tulis Ferdinand, Selasa (8/9/2020).

Ferdinand menganggap seruan Gatot yang menantang untuk ditangkap karena mengaku makar adalah bentuk sandiwara politik untuk mengumpulkan pendukung.

Baca Juga: Felix Siauw: Seolah Tanpa Radikalisme Indonesia Bisa Maju

"Sebetulnya bukan sombong, analisa saya melihat bahwa beliau sedang bermain drama politik dari panggung ke panggung untuk menaikkan derajat politiknya dan mengumpulkan pendukung. Tidak mudah karen dia bersaing dengan Anies yang dipanggungi oleh 212. Sebentar lagi juga perang ini kelompok," komentar Ferdinand.

Ferdinand Hutahaean mengomentari seruan Gatot Nurmantyo tentang hafidz Al quran. (Twitter/@FerdinandHaean3)
Ferdinand Hutahaean mengomentari seruan Gatot Nurmantyo tentang hafidz Al quran. (Twitter/@FerdinandHaean3)

Sebelumnya, Gatot Nurmantyo berang dengan ucapan Menteri Agama Fachrul Razi dalam diskusi 'Strategi Menangkal Radikalisme pada Aparatur Sipil Negara' menuai kontroversi.

"Kalau saya lihat polanya, cara masuk mereka (radikalisme) gampang. Pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arabnya bagus, hafiz, mereka mulai masuk, ikut menjadi imam, lama-lama orang di sekitar situ menjadi simpati dan diangkat jadi pengurus masjid," kata Fachrul dalam diskusi tersebut.

Pernyataan Menag tersebut membuat Gatot Nurmantyo berseru agar pemerintah lebih baik menangkapnya dahulu sebelum menangkap para hafidz.

"Jadi kalau pemerintah akan menangkap hafiz, tangkap dulu saya. Saya lah yang makar kalau itu memang makar," tantang Gatot Nurmantyo dalam sebuah video.

Baca Juga: Ustaz Felix Siauw: Curigain Good Looking yang Suka ke Masjid Itu Jahat Pak

Dalam cuplikan video yang dibagikan oleh akun Twitter @demoCRAZY_id pada Senin (7/9/2020), tampak Gatot Nurmantyo yang angkat suara terkait kabar tidak sedap tentang Hafiz Al Quran.

Gatot Nurmantyo juga menceritakan bagaimana kedekatannya dengan para hafiz Alquran yang kini tengah santer diberitakan.

"Mengapa saya demikian? Sudah sangat keterlaluan. Saya ingatkan, pada saat jam 17, tanggal 17 Agustus 2017, Saya sebagai panglima TNI di Markas Besar TNI Cilangkap mengadakan murojaah oleh 1.000 hafiz Quran dengan tema bersyukur dan memohon perlindungan Allah SWT untuk bangsa ini," ujar Gatot Nurmantyo, dikutip Suara.com dari video unggahan akun Twitter @demoCRAZY_id.

Lebih lanjut lagi, ia menuturkan bahwa kegiatan tersebut membuatnya dijadikan sebagai pembina murojaah.

"Dan akhirnya saya jadi pembina murojaah hafiz Quran," sambung Gatot Nurmantyo.

Salah satu deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu tidak bisa membayangkan akan jadi seperti apa kitab suci apabila tidak ada hafiz Quran.

"Hafiz Quran itu yang melindungi Alquran, yang mengamankan Alquran. Bayangkan kalau tidak ada hafiz Quran, Alquran diganti kalimatnya, isinya diganti-ganti siapa yang tahu, gaada yang tahu," tutur Gatot Nurmantyo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI