Kedua, vaksin itu dibuat dengan kecepatan kilat, yang sudah menimbulkan kekhawatiran. Itu dibuat dengan tergesa-gesa.
Terlepas dari janji dari pihak berwenang bahwa pengambilan vaksin akan bersifat sukarela, Balouyeva tetap khawtir bahwa negara tiba-tiba mengubah statusnya menjadi wajib.
Balouyeva mengatakan belum ada keluhan dari para guru bahwa mereka telah dipaksa untuk ikut vaksinasi.
Namun, pengalaman sebelumnya menunjukkan ada masalah serupa dengan vaksin lain.
Selain guru, keraguan terhadap Sputnik-V juga datang dari kritikus sekaligus dokter, Anastasia Vasilyeva.
Vasilyeva adalah seorang dokter Rusia yang menjadi juru kampanye terkemuka dan sekutu pemimpin oposisi Rusia Alexey Navalny.
Dia menduga dorongan negara untuk vaksinasi datang di tengah tekanan politik dari Kremlin, yang ingin menggambarkan Rusia sebagai kekuatan ilmiah global.
"Saya pikir ini untuk menunjukkan Rusia adalah negara yang sangat kuat, bahwa Putin adalah presiden yang sangat kuat," kata Vasilyeva.
Baca Juga: Beli Vaksin Corona, Pemerintah Siapkan DP Rp 3,3 Triliun