China Tolak Perbarui Kartu Pers Jurnalis Amerika Serikat

Senin, 07 September 2020 | 13:43 WIB
China Tolak Perbarui Kartu Pers Jurnalis Amerika Serikat
Bendera China (DW Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas China telah menolak memperbarui kartu pers setidaknya untuk tiga orang reporter untuk tiga kantor berita Amerika Serikat yang berbasis di China.

Menyadur The Guardian, Senin (7/9/2020), keputusan itu dilakukan pemerintah China saat hubungan kedua negara tengah memanas.

Jurnalis dari Wall Street Journal, CNN dan Getty Images, yang baru-baru ini berusaha memperbarui kartu pers mereka, diberitahu bahwa mereka tidak dapat melakukannya.

Hal itu merupakan buah dari tindakan pemerintah AS yang baru-baru ini melakukan hal serupa kepada jurnalis China yang bekerja di Negeri Paman Sam.

Baca Juga: Bos Sinovac Sebut 90% Pegawai dan Keluarganya Telah Peroleh Vaksin Covid-19

Para jurnalis kini diberi surat izin sementara untuk bekerja menggunakan kredensial pers mereka yang sudah habis masa berlakunya.

Para pejabat mengindikasikan bahwa masa depan kartu pers mereka akan bergantung pada perkembangan situasi apakah Gedung Putih mengizinkan jurnalis China untuk terus bekerja di AS.

CNN mengatakan bahwa korespondennya yang berbasis di Beijing, David Culver, seorang warga negara Amerika, diberitahu oleh pejabat China bahwa pembatasan itu merupakan tindakan timbal balik terhadap keputusan AS untuk membatasi visa oleh jurnalis China di AS.

"Namun, kehadiran kami di China tetap tidak berubah dan kami terus bekerja dengan otoritas lokal untuk memastikan hal itu berlanjut," kata CNN dalam sebuah pernyataan.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa Jeremy Page, seorang reporter Inggris di biro Beijing juga terpengaruh oleh pembatasan tersebut.

Baca Juga: Kebakaran Hutan California, Puluhan Orang Terjebak di Waduk

Baik CNN dan Wall Street Journal mengatakan kepada wartawan bahwa visa mereka, yang bergantung pada validitas kartu pers, akan diperpanjang tetapi dipersingkat menjadi dua bulan.

Sementara itu, Getty Images menolak berkomentar tentang masalah ini.

China dan AS telah berbulan-bulan terkunci dalam balas dendam atas perlakuan terhadap jurnalis di kedua negara.

Pada Maret, China mengusir lebih dari selusin jurnalis AS setelah negara yang dipimpin Donald Trump itu mencap media pemerintah China yang beroperasi di AS sebagai misi asing.

Kemudian pada Mei, sebagai tanggapan atas penindasan terhadap jurnalis AS di China, pemerintahan Trump membatasi jangka waktu reporter China dapat tinggal di AS hingga tiga bulan, dengan kemungkinan pembaruan.

Visa tersebut dilaporkan akan berakhir pada November--sekitar waktu yang sama dengan visa jurnalis CNN dan Wall Street Journalist yang baru saja terkena dampak.

Juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying mengatakan pada hari Kamis bahwa "masalah media" antara AS dan China adalah salah satu yang lahir dari "mentalitas Perang Dingin".

"Jika AS terus bergerak ke jalur yang salah, China tidak punya pilihan selain mengambil tindakan balasan yang dapat dibenarkan dan diperlukan untuk dengan tegas menegakkan hak-haknya yang sah," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI