Suara.com - Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengatakan pembangunan tugu peringatan Covid-19 merupakan salah satu cara mendorong kesadaran warga untuk selalu tertib memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak.
Tugu untuk mengingatkan warga tentang risiko Covid-19 berbentuk peti mati dan dilengkapi papan berisi informasi, seperti data kasus Covid-19.
Pengadaan tugu tersebut menuai beragam pendapat dari publik yang intinya meragukan efektivitasnya dalam mencapai tujuan pencegahan penyebaran Covid-19.
Menurut analis politik dan ekonomi Rustam Ibrahim pembangunan tugu peti mati di Jakarta, secara politik akan merugikan Anies sendiri.
Baca Juga: Anita Kolopaking Resmi Cabut Praperadilan di PN Jakarta Selatan
Rustam menambahkan masyarkat yang menyaksikan akan selalu diingatkan bahwa pada masa pemerintahan Anies, kasus virus corona dan yang meninggal paling banyak di Jakarta.
Menurut pandangan Rustam cara paling efektif mengurangi penularan virus corona tergantung kesadaran warga sendiri: pakai masker di luar rumah, jaga jarak dengan orang lain, dan cuci tangan setiap ada kesempatan.
Kepada warga, Rustam mengatakan: "Jika tidak melakukan, secara moral apa hak anda mengkritik peningkatan kasus covid-19 di Indonesia?"
Ketika meninjau tugu di sisi barat Danau Sunter, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (1/9/2020), Anies mengapresiasi warga RW 14 yang dinilai ikut berkolaborasi menghadirkan tugu itu.
Menurut Anies, tugu peringatan ini merupakan pengingat, meskipun kasus Covid-19 di Jakarta relatif terkendali, namun penyebarannya belum menurun secara signifikan.
Baca Juga: Anies Simulasi Jalur Sepeda di Jalan Tol Jakarta, Rabu Ajukan ke PUPR