Suara.com - Gempa bumi besar guncang Melonguane, Talaud, Sulawesi Utara, Minggu (6/9/2020) malam pukul 22.23 WIB. Gempa Talaud itu berkekuatan 6,9 skala richter.
Gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dalam laman www.bkmg.go.id menginformasikan gempa terjadi pada kedalaman 10 km pada koordinat 6.11 LU - 125.98 BT.
Pusat gempa berada di laut, 247 km barat laut Melonguane.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 2,2 Guncang Kawasan Dieng
Gempa dirasakan dengan skala Modified Mercalli Intensity III (getaran dirasakan nyata di dalam rumah, seakan ada truk berlalu) pada kawasan Tahuna dan Siau, Sulawesi Utara.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa Talaud termasuk gempa bumi menengah akibat adanya aktifitas subduksi lempeng laut Filipina.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono.
Rahmat mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik.
Gempa tektonik ini terjadi Minggu malam pukul 22.23 WIB dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Baca Juga: Pegunungan Bintang Papua Diguncang Gempa Dini Hari Tadi
Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,42 LU dan 125,92 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 280 km arah utara Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 117 km.
Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Tahuna dan Siau dengan skala III MMI (Modified Mercalli Intensity) atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Menurut Rahmat, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Dia menyampaikan, hingga Minggu pukul 22.45 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat diimbau menghindari diri dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, serta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah. (Antara)