Suara.com - Enam kuburan massal berisi 71 mayat ditemukan di Niger bagian barat laut, Tillaberi. Diduga merupakan bagian dari eksekusi warga sipil oleh tentara selama operasi kontra pemberontakan.
Menyadur BBC, Minggu (6/9/2020), pembunuhan besar-besaran ini diperkirakan terjadi sekitar awal tahun ini.
Komisi Hak Asasi Manusia Nasional Niger menuding tentara merupakan dalang dibalik pembunuhan warga sipil ini.
Disebutkan, tentara Niger, Mali, dan Burkina Faso melakukan lusinan eksekusi di luar hukum selama kampanye melawan jihadis dan kelompok bersenjata lainnya di wilayah Sahel.
Baca Juga: Hermawan Sulistyo: Kalau Mau Gaji Lebih, Jangan Jadi Tentara atau Polisi
Komisi tengah menyelidiki dugaan hilangnya 102 warga sipil di wilayah bermasalah antara 27 Maret dan 2 April selepas operasi militer.
"Memang ada eksekusi terhadap warga sipil yang tidak bersenjata dan misi menemukan sedikitnya 71 mayat di enam kuburan massal," ujar Abdoulaye Seydou, Presiden Jaringan Pan-Afrika untuk Perdamaian, Demokrasi, dan Pembangunan.
"Unsur-unsur Pasukan Pertahanan dan Keamanan (FDS) yang bertanggung jawab atas ringkasan dan eksekusi di luar hukum ini," imbuhnya.
Kendati demikian, Seydou menyebut tidak mungkin untuk menyatakan para petinggi tentara ikut terlibat.
Penyelidik mengatakan puluhan warga sipil itu tewas akibat senjata tajam dan senjata ringan.
Baca Juga: Mirip George Flyod, Tentara Israel Bekuk Leher Demonstran Palestina
Hingga tulisan ini disusun, belum ada tanggapan terkait kuburan dan pembunuhan massal atas klaim dari otoritas Niger ini.