Ulasan DW: Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Amankan Takhta?

Suwarjono Suara.Com
Minggu, 06 September 2020 | 11:19 WIB
Ulasan DW: Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Amankan Takhta?
Putra Mahkota Arah Saudi (DW)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, bertindak keras terhadap anggota elit kerajaan yang diduga korup, tetapi tidak transparan dengan asetnya sendiri.

Apa yang sebenarnya tengah dilakukan oleh Mohammed bin Salman?

Awal pekan ini, putra mahkota Kerajaan Arab Saudi yang juga adalah orang terkuat di negara itu, kembali memecat dua orang anggota keluarga kerajaan karena tuduhan korupsi.

Benarkah Mohammed bin Salman (MbS) tengah memerangi korupsi? Atau menyingkirkan calon saingannya? Kedua orang yang dituduh korupsi kali ini adalah Pangeran Fahd bin Turki Abdulaziz Al Saud, komandan angkatan bersenjata koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang bertempur di Yaman.

Sedangkan orang kedua adalah anak lelaki dari komandan tersebut, yang bernama Pangeran Abdulaziz bin Fahd, menjabat sebagai wakil gubernur Provinsi al-Jauf di wilayah utara Arab Saudi.

Pemberhentian keduanya terjadi berdasarkan instruksi dari MbS kepada badan antikorupsi Saudi, Nazaha. Atas perintah putra mahkota, Nazaha kini tengah menyelidiki dugaan adanya "transaksi keuangan yang mencurigakan di Kementerian Pertahanan," demikian menurut laporan kantor berita Al-Jazeera.

Praktik korupsi merajalela tidak lama setelah ditunjuk sebagai putra mahkota pada tahun 2017, MbS meluncurkan kampanye besar-besaran dalam melawan korupsi.

Memang, ada alasan kuat di balik tindakan tersebut: korupsi telah merajalela di negara ini.

Jurnalis New York Times Ben Hubbard, penulis biografi Mohamed bin Salman yang diterbitkan pada musim semi 2020, memberikan contoh bahwa ada beberapa anggota keluarga kerajaan meminjam uang dari bank Saudi tanpa pernah mengembalikannya.

Baca Juga: Raja Salman Pecat 2 Bangsawan Arab Saudi karena Korupsi Dana Kemenhan

Beberapa pangeran juga diketahui menasihati investor asing untuk membeli tanah dengan adanya ‘informasi orang dalam’ bahwa tanah itu akan segera dinyatakan sebagai tanah bangunan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI