Denny ke Sekjen MUI yang Siap Mundur: Gak Penting Juga Anda Disana, Sungguh

Siswanto Suara.Com
Minggu, 06 September 2020 | 07:27 WIB
Denny ke Sekjen MUI yang Siap Mundur: Gak Penting Juga Anda Disana, Sungguh
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. (Suara.com/Stephanus Aranditio).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rencana program penceramah atau dai bersertifikat yang akan diselenggarakan Kementerian Agama mendapat reaksi keras dari Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas dan Wakil Sekretaris Jenderal MUI Tengku Zulkarnain.

Anwar Abbas sampai menyatakan sikap akan mengundurkan diri dari jabatannya jika MUI ikut terlibat dalam program tersebut. Dia menilai sikap dan perspektif Menteri Agama Fachrul Razi tentang radikalisme ujung-ujungnya selalu mendiskreditkan umat Islam dan para penceramah.

Sikap Anwar Abbas yang akan tanpa kompromi mundur dari jabatannya jika MUI mendukung program tersebut justru didukung penuh oleh pengamat politik Denny Siregar.

"Mundur aja sekarang, pak... Gak penting juga anda disana. Bahkan MUI-nya pun gak penting juga. Sungguh," kata Denny Siregar melalui akun Twitter @Dennysiregar7.

Baca Juga: Tengku: Sampaikanlah dari Nabi Kalau Sudah Bersertifikat, Bisa Murtad Deh

Sebaliknya, Denny Siregar mendukung penuh program Kementerian Agama menyelenggarakan program penceramah bersertifikat.  Dia menyarankan kementerian  tidak perlu menganggap penting reaksi sejumlah kalangan di internal MUI.

Tengku Zulkarnain juga memprotes rencana program tersebut. Dia dan Anwar Abbas menegaskan menolaknya. Pertama, karena Kementerian Agama dinilai tidak punya hak atas penyelenggaraan program tersebut. Kedua, hal itu justru dinilai akan membuat seluruh dai yang jumlahnya puluh juta orang (di seluruh Indonesia) tidak bisa dakwah karena disweeping dimana-mana.

Lantas, Tengku menyindir kualitas pejabat Kementerian Agama.

"Saya khawatir kalau di-test baca al Qur'an justru ada banyak pejabat Kemenag RI yang tidak lulus bacaan surat Al Fatihahnya.... Kualitasnya di bawah standar sahnya sholat..." kata Tengku melalui akun Twitter @ustadtengkuzul.

"Bagaimana kalau @Kemenag_RI mulai mensertifikasi orang-orang di MUI ? Layak gak mereka ada di situ? Jangan pemain organ tunggal tiba-tiba ngurusin agama. Paling di-test baca al Fatihah juga, gagap. Ya kan @ustadtengkuzul??" Denny Siregar membalas sindiran Tengku kepada pejabat Kementerian Agama.

Baca Juga: Bukan Sertifikasi Dai, Tapi Dai Bersertifikat: Ini Arahan Maruf Amin

Sekarang ini, Kementerian Agama sedang mempersiapkan penyelenggaraan program penceramah bersertifikat.

"Bukan sertifikasi penceramah, tetapi penceramah bersertifikat. Jadi tidak berkonsekuensi apapun," kata Direktur Jenderal Bimas Islam Kamaruddin Amin dalam Rapat Evaluasi Nasional Direktorat Penerangan Agama Islam di Jakarta sebagaimana dirilis situs Kementerian Agama yang dikutip Suara.com.

Program ini didesain melibatkan banyak pihak, antara lain: Lembaga Ketahanan Nasional, Badan Pembina Ideologi Pancasila, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Majelis Ulama Indonesia. Program ini sifatnya sukarela atau tidak ada paksaan dalam proses pemberian sertifikat uji kompetensi penceramah itu.

"Ini sifatnya voluntary, sukarela... Tidak kemudian diartikan yang tidak mengikuti sertifikasi ini tidak boleh ceramah," kata Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi dalam laporan Antara beberapa pekan yang lalu.

Dai bersertifikat merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi penceramah. Dai melalui program ini diharapkan supaya benar-benar memiliki pengetahuan keagamaan yang memadai dan memiliki komitmen kebangsaan yang kuat. "Dua hal ini yang sesungguhnya menjadi tujuan dari program dai bersertifikat," kata Zainut.

Dalam situs Kementerian Agama, Kamaruddin menjelaskan program penceramah bersertifikat merupakan arahan Wakil Presiden Maruf Amin, yang juga ketua umum MUI. Tahun ini, target peserta program ini adalah 8.200 penceramah, terdiri 8.000 penceramah di 34 provinsi dan 200 penceramah di pusat.

Kementerian Agama melibatkan Lemhanas untuk memberikan penguatan pada aspek ketahanan ideologi. Sementara keterlibatan BNPT untuk berbagi informasi tentang fenomena yang sedang terjadi di Indonesia dan di seluruh dunia.

"Kehadiran BPIP untuk memberikan pemahaman tentang Pancasila, hubungan agama dan negara. Sementara MUI dan ormas keagakaab adalah lembaga otoritatif dalam penguatan di bidang Agama," kata Kamaruddin. Program ini akan digelar untuk semua agama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI