Said Didu Bahas Paha Mulus Calon Wawali Tangsel, Sara Beri Jawaban Telak

Sabtu, 05 September 2020 | 19:11 WIB
Said Didu Bahas Paha Mulus Calon Wawali Tangsel, Sara Beri Jawaban Telak
Bapaslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel Muhamad - Rahayu Saraswati Djojohadikusumo berpose dengan mobil oplet Si Doel di Kantor KPU Tangsel, Jumat (4/9/2020). [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, dinilai telah melecehkan perempuan setelah ia kedapatan membahas paha perempuan bersama Politikus Partai Demokrat Cipta Panca Laksana.

Kejadian itu bermula ketika Panca Laksana dengan nama akun Twitter @Panca66 membicarakan paha Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Rahayu Saraswati.

“Paha calon wakil walikota Tangsel itu mulus banget,” kicau Panca, Jumat (04/09/2020).

Cuitan Panca itu langsung direspon oleh Said Didu yang menyebut jika tidak ada gambar yang disertakan maka itu artinya bohong.

Baca Juga: Temui Korban Pelecehan Seksual, Saraswati Minta RUU PKS Segera Disahkan

“Huzzz–no pict hoax (Huzzz-tidak ada gambar berarti hoaks-red),” tulis Said Didu komentari cuitan Panca.

Kicauan Tsamara yang menilai Said Didu telah melecehkan perempuan. (Twitter/@TsamaraDKI)
Kicauan Tsamara yang menilai Said Didu telah melecehkan perempuan. (Twitter/@TsamaraDKI)

Pembicaraan keduanya itu sontak viral dan membuat warganet bereaksi salah satunya datang dari Ketua DPP Bidang Eksternal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany.

Tsamara menyebut, keduanya telah melecehkan perempuan sehingga mereka tidak bisa menyelamatkan bangsa.

"Tanpa malu melecehkan perempuan seperti ini. Lalu merasa suci, merasa bisa “menyelamatkan” bangsa ini. Jangankan menyelamatkan bangsa, menghargai perempuan saja tidak bisa," kicau Tsamara menanggapi.

Ia menambahkan, Said Didu dan Panca seharusnya mengkritik Calon Wakil Wali Kota Tangsel Rahayu Saraswati dari track recordnya bukan malah melecehkannya.

Baca Juga: Komentari Kasus Jiwasraya, Said Didu: Dari Awal Saya Yakin Ada Perampokan

Lebih lanjut, Tsamara menilai bahwa saat terjadi pelecehan seksual, maka otak pelakulah yang bermasalah bukan korbannya.

"Ini salah satu contoh riil bahwa otak pelaku pelecehan yang bermasalah, bukan korban pelecehannya. Mbak Sara sedang nyalon jadi pejabat publik, yang dibahas malah ketubuhannya? Apa coba yang bermasalah kalau bukan otak pelaku?" imbuh Tsamara geram.

Meski demikian, cuitan Said Didu dan Panca yang sempat ditangkap layar Tsamara tersebut dianggap editan oleh sejumlah warganet.

Tsamara pun lantas menegaskan bahwa foto capture yang ia sertakan dapat dipastikan kebenarannya.

"Untuk yang bilang screenshot itu editan & nggak asli, monggo ya. Saya gak peduli orangnya siapa. Yang saya tau pesan yang ada di sini salah 100% & jelas pelecehan seksual terhadap perempuan," tegas Tsamara dengan menyertakan link asli cuitan Said Didu.

Jawaban Saraswati

Atas kejadian ini, Calon Wakil Walikota Tangsel Rahayu Saraswati dalam sebuah pernyataan pers yang diterima Suara.com memberi jawaban menohok.

"Setahu saya ada dua pihak yang melakukan cuitan yang sepertinya akhirnya viral. Akun Twitter tidak saya pegang secara pribadi sebenarnya, tetapi oleh tim saya yang mengerti betul perjuangan saya soal pelecehan dan kekerasan seksual yang kerap kali terjadi di Indonesia, fisik maupun verbal bahkan lewat medsos sekalipun.

Saya menyayangkan saja dan jujur kecewa bahwa ada tokoh-tokoh politik senior yang memberikan contoh kurang baik bahkan mengobjetifikasi seorang calon pimpinan daerah.

Ya, dikatakan bahwa tidak mencantumkan nama. Maka bisa saja yang beliau maksud adalah calon wakil walikota yang lainnya, yang notabene laki-laki semua. Mungkin saja.

Namun sikap saya jelas. Tidak ada toleransi atas pelecehan seksual verbal sekalipun. Terlalu banyak perempuan mengalami dan memaklumi walaupun hal tersebut melukai kaum hawa. Saya sebagai aktivis perempuan dan anak, menyayangkan adanya kejadian ini dan para pelaku harus tahu kalau hal tersebut tidak meninggikan derajat perempuan tapi melukai martabat perempuan terutama contohnya para atlet olahraga perempuan.

Silahkan masyarakat yang menilai tetapi saya berpihak kepada para korban pelecehan seksual dan menyatakan bahwa hal ini tidak perlu mereka hadapi sendiri dan memang harus ada perbaikan sikap lewat pendidikan tentang akhlak dan karakter dan budi pekerti."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI