Suara.com - Sebuah pipa gas bawah tanah meledak di dekat masjid di luar ibu kota Bangladesh pada hari Jumat (04/09/2020) dan menewaskan 12 orang.
Menyadur NY Times, selain belasan korban jiwa, ledakan pipa ini juga melukai puluhan jemaah yang sedang menjalankan salat Isya.
Ledakan pipag gas terjadi Jumat malam ketika orang-orang sedang menjalankan salat Isya di Masjid Baitus Salat Jame di Narayanganj, kata kepala polisi setempat Zayedul Alam.
37 orang dirawat di unit luka bakar di rumah sakit milik pemerintah di ibu kota Dhaka, kata Samanta Lal Sen, koordinator unit tersebut.
Baca Juga: Pipa Gas Meledak di Nigeria, Ratusan Rumah Terbakar dan 16 Orang Tewas
"Kebanyakan dari mereka dalam kondisi kritis," kata Samanta Lal Sen.
Sebuah stasiun TV melaporkan, enam unit pendingin ruangan yang terdapat di dalam masjid juga meledak saat pipa gas bawah tanah tersebut meledak.
Menyadur Arab News, petugas pemadam kebakaran kini sedang menyelidiki penyebab ledakan.
"Gas bocor memasuki masjid. Saat mereka menutup jendela dan pintu serta menyalakan AC, ada percikan listrik yang menyebabkan ledakan di dalam masjid," kata pemadam kebakaran Narayanganj, Abdullah Al Arefin.
12 orang dilaporkan tewas dan semua korban menderita luka bakar 70 hingga 80 persen.
Baca Juga: PGN Atasi Kebocoran Pipa Gas di Cakung
Polisi mengatakan sedikitnya 45 orang terluka akibat ledakan itu dan orang-orang berbicara tentang bau gas bocor.
Di Bangladesh, peraturan keselamatan sering dilanggar dalam konstruksi. Ratusan orang terbunuh setiap tahun dalam kebakaran di negara berpenduduk 168 juta orang itu.
Pada Februari tahun lalu, api unggun di kawasan tua Dhaka menewaskan 78 orang. Satu bulan kemudian, 25 orang tewas ketika kobaran api melanda blok kantor Dhaka.
Sebelumnya ledakan besar juga mengguncang permukiman warga di Baltimore, Amerika Serikat pada Senin (11/08/2020).
Menyadur CNN, ledakan ini menewaskan satu orang, melukai tujuh orang dan menghancurkan tiga rumah .
Hingga saat ini, proses evakuasi sedang berlangsung untuk mencari orang yang kemungkinan terkubur reruntuhan bangunan. Ledakan tersebut diduga berasal dari gas namun pihak Baltimore Gas and Electric Co (BGE) membantah.
"Tidak ada bau gas yang dilaporkan sebelum ledakan. Kru kami terus memeriksa pipa gas dan layanan untuk keselamatan dan akan melakukan perbaikan yang diperlukan jika ditemukan masalah," jelas pernyataan BGE.