Suara.com - Orientasi seksual lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) menjadi polemik hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Berbagai pihak menyerukan menentang kaum LGBT. Namun ada pula pihak yang mendukung kaum LGBT agar bisa secara bebas berekspresi.
Secara historis, orientasi seksual LGBT tak hanya ada pada era kekinian dan di dunia barat saja, seperti yang diklaim sejumlah orang.
Kaum LGBT sudah ada sejak dahulu kala dan terekam dalam catatan sejarah, begitu pula dalam dunia Islam.
Rais Syuriah Pengurus Cabang Internasional NU Australia-Selandia Baru, Nadirsyah Hosen dalam artikel Islami.co berjudul 'Tiga Khalifah yang Gay Dalam Sejarah Islam' mengupas sejarah Islam adanya tiga khalifah yang memiliki orientasi seksual sejenis.
Suara.com telah mendapatkan izin dari Nadirsyah Hosen atau kerap disapa Gus Nadir untuk mengutip artikel tersebut.
Gus Nadir menegaskan, artikel tersebut dibuat bukan untuk melegitimasi LGBT. Melainkan memberikan fakta sejarah adanya khalifah yang memiliki orientasi seksual gay.
"Saya menyodorkan data itu bukan untuk melegitimasi LGBT. Tidak ada kata-kata itu dari cuitan saya. Saya hanya mengajak mereka berpikir bahwa jangan semua hal negatif disematkan pada sistem demokrasi, lantas Khilafah digambarkan baik-baik saja semuanya. Kita fair saja lah."
Berikut tiga khalifah gay dalam sejarah Islam dari referensi Kitab Tarikh al-Khulafa karya Imam Suyuthi.
Baca Juga: Ada Aturan Dilarang Makan Sambal Saat Pesta Gay, Warganet: Biar Gak Panas?
1. Khalifah al-Watsiq bin al-Mu'tashim Billah