Suara.com - Baru-baru ini beredar foto penempelan stiker ke sejumlah mobil dinas Pemerintah Aceh. Tulisan dalam stiker tersebut menuai pujian dari masyarakat.
Foto-foto itu beredar di sosial media, salah satunya dibagikan oleh akun Twitter @HoldenKlasik pada Jumat (4/8/2020).
Tampak beberapa mobil berplat mereah ditempeli stiker bertuliskan "Mobil Ini Dibeli Dengan Uang Rakyat".
Penempelan stiker pada mobil dinas Pemerintah Aceh ini sebagai upaya menghindari penyalahgunaan mobil untuk keperluan pribadi.
Baca Juga: Pinjamkan Camry ke Warga, Ternyata Wawali Kota Bekasi Punya 3 Mobil Dinas
Warganet pun menuliskan reaksi dan pujian atas penempelan stiker pada mobil dinas Pemerintah Aceh tersebut.
"Mantap nih stikernya, kapan kota lain menyusul ya mbah?" tulis akun @HoldenKlasik.
"Nah, biar enggak ada lagi kalau weekend atau tanggal merah mobilnya parkir di mal juga," komentar @nengphie**.
"Harusnya sekalian permanin sih, kalau stiker kan bisa dicopot," saran @achmadadri******.
"Setuju nih tiap kota atau bahkan mobil dinas anggota DPR/MPR/DPD dan pejabat negara lainnya pakai stiker ini," imbuh @hadhm*****.
Baca Juga: Gratis, Wakil Wali Kota Bekasi Sediakan Mobil Dinasnya untuk Pernikahan
"Tapi suara rakyat di beli pake uang dia gak?" sentil @byum***.
Mengutip Antara, penempelan stiker mobil dinas Pemerintah Aceh ini merupakan salah satu aspirasi masyarakat.
Anggota DPD RI Haji Uma mengungkapkan ada beberapa penyelewengan penggunaan mobil dinas yang dilakukan oleh sejumlah pejabat.
"Pemerintah Aceh jangan hanya menertibkan kecurangan oleh sebagian masyarakat dalam penggunaan BBM subsidi namun juga harus berani menertibkan kecurangan yang dilakukan pengguna kendaraan dinas yang dibeli dengan uang rakyat," kata Haji Uma, Sabtu (22/8/2020).
Meseki demikian Haji Uma mengapresiasi langkah Gubernur Aceh yang menempel stiker pada kendaraan yang boleh mengisi BBM bersubsidi.
Namun, lanjut senator ini, Pemerintah Aceh harus dapat memastikan ketersediaan yang cukup BBM subsidi sesuai jumlah kendaraan yang sudah ditempel stiker.
"Jangan nanti kendaraan yang sudah ditempel stiker dapat mengisi premium bersudsidi namun tidak tersedia premium yang cukup di SPBU, sehingga kendaraan harus mengisi pertalite atau pertamax, begitu juga untuk BBM dexlite pengganti solar masih banyak SPBU yang belum menyediakannya," demikian Haji Uma.