Suara.com - Pemerintah Indonesia angkat bicara tentang sikap redaksi majalah satire Prancis, Charlie Hebdo yang menerbitkan kembali karikatur kontroversial mengilustrasikan Nabi Muhammad dan menyinggung umat muslim.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, pemerintah juga mengecam peristiwa pembakaran Alquran di Denmark dan Swedia.
"Tindakan atau aksi pembakaran dan perusakan Alquran di Swedia dan Denmark serta publikasi kembali kartun Nabi Muhammad oleh tabloid Charlie Hebdo. Indonesia mengecam keras semua tindakan ini," kata Retno Marsudi saat press briefing virtual, Jakarta, Jumat (4/9/2020).
Retno menegaskan bahwa kedua peristiwa itu telah menghina umat Islam, termasuk Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia.
Baca Juga: Turki hingga Al Azhar Mesir Kecam Penerbitan Ulang Karikatur Nabi Muhammad
"Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab, provokatif, dan telah melukai ratusan juta umat Muslim di dunia. Semua tindakan ini bertentangan dengan prinsip dan nilai demokrasi dan berpotensi menyebabkan perpecahan antar umat beragama di tengah dunia memerlukan persatuan untuk menanggulangi pandemi covid-19," tegasnya.
Diketahui, ada dua peristiwa internasional yang menyinggung umat muslim belakangan ini.
Pertama, majalah Charlie Hebdo kembali mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad untuk menandai dimulainya persidangan bagi terduga pembantu penyerangan terhadap kantor majalah tersebut pada 2015 lalu.
Satu di antara sejumlah karikatur tersebut, yang kebanyakan dipublikasikan terlebih dahulu oleh surat kabar Denmark pada 2005 dan baru diterbitkan oleh Charlie Hebdo setahun kemudian, adalah gambaran Nabi Muhammad mengenakan serban menyerupai bom.
Kemudian, penistaan Alquran dan Islam terjadi di beberapa negara yakni Swedia, Norwegia, Denmark pada akhir Agustus.
Baca Juga: Soal Pembakaran Alquran, Dubes Swedia dan Norwegia Didesak Minta Maaf