Suara.com - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon menyarankan agar Ketua DPP PDIP Puan Maharani meralat ucapannya atau meminta maaf kepada publik Sumatera Barat atas pernyataan soal Pancasila.
Politisi berdarah Minangkabau itu menganggap bahwa Puan Maharani salah bicara saat mengumumkan Calon Kepala Daerah yang diusung oleh PDIP di Sumatera Barat.
Fadli membantah jika protes yang diajukan masyarakat Minang dan sejumlah tokoh tentang pernyataan Puan itu adalah sebagai aksi penggorengan isu.
"Ini bukan menggoreng ya, saya kira dari diksinya saja sudah jelas ada semacam keraguan. Ini mungkin slip of the tongue, ada salah ucap atau salah bicara. Kalau salah ucap mudah saja, tinggal diralat atau kalau lebih jauh minta maaf," kata Fadli Zon dikutip Suara.com dari tayangan Kabar Petang TV One, Jumat (4/9/2020).
Baca Juga: Pernyataan Puan Singgung Warga Minang, Ini Pembelaan Ketua DPD PDIP Sumbar
Menurut Fadli, jika Puan menolak meralat atau meminta maaf dan memilih untuk mempertahankan argumen tersebut justru akan merugikan diri sendiri karena melawan rakyat Minang.
"Tapi kalau mau mempertahankan argumentasi ini, saya kira akan merugikan diri sendiri karena orang Minang dikenal cukup kritis, egaliter, tidak feodal. Kalau salah ya pasti dikoreksi," ujar politisi yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang (IKM).
Fadli berpendapat bahwa pernyataan Puan Maharani justru berpotensi memecah belah masyarakat.
"Justru pernyataan seperti ini yang memicu perpecahbelahan, bukan komentar setelah itu. 'Sumatera Barat mudah-mudahan semoga menjadi provensi yang memang mendukung negara Pancasila' itu jelas sekali saya kira kalau diberikan ke pelajaran Bahasa Indonesia itu maksudnya apa? Apakah itu artinya ada keraguan atau apa?" Fadli bertanya-tanya.
Politisi lulusan Universitas Indonesia ini menyimpulkan bahwa ucapan Puan soal Sumatera Barat mendukung Pancasila itu telah memuat makna yang berbeda-beda.
Baca Juga: Sindir Puan, Mardani: Buruk Rupa, Cermin Dibelah
"Walaupun maksudnya berbeda tapi salah pengucapan? Diterimanya sudah berbeda, itu artinya ada komunikasi yang tidak berhasil atau tidak pas di sini," tukas Fadli.
Ia lantas meminta agar Puan Maharani meluruskan maksud ucapannya. Fadli menyayangkan jika masih ada saja pihak-pihak yang merasa paling Pancasila di Indonesia.
"Jangan sampai ada yang merasa paling Pancasilais di sini. Ada partai yang merasa paling Pancasilais, padahal saya kira 9 semua partai di parlemen itu semuanya sudah jelas mendukung Pancasila," tegas anggota DPR RI Fraksi Gerindra ini.
Fadli juga mengingatkan agar hal-hal yang bersifat ideologis, seperti Pancasila, tidak lagi dipersoalkan.
"Jangan beretorika dengan hal-hal ideologis seperti ini yang dipersoalkan, karena ini yang menurut saya akan memecah belah seperti ini. Masalah ideologi ini sudah selesai, masalah Pancasila itu sudah selesai 18 Agustus 1945. Itu sudah selesai," tandas Fadli.