Suara.com - Selandia Baru mencatatkan kematian akibat virus corona pertama kalinya dalam lebih dari tiga bulan pada Jumat (4/9).
Menyadur Channel News Asia, otoritas kesehatan mengatakan korban meninggal merupakan seorang pria berusua 50 tahun.
Pria tersebut merupakan bagian dari kelompok yang terinfeksi dalam gelombang kedua yang muncul di Auckland Agustus lalu.
Klaster di Auckland ini mengakhiri masa 102 hari Selandia bebas dari penularan virus corona dari komunitas.
Baca Juga: Terhalang Undang-Undang, Presiden Brasil Tak akan Wajibkan Vaksin Covid-19
Kematian pasien Rumah Sakit Middlemore Auckland pada Jumat (4/9) sore, membuat korban meninggal akibat virus corona di negara ini menjadi 23.
Adapun kematian terakhir pasien virus corona yang terakhir tercatat di Selandia Baru adalah pada 24 Mei.
"Saya mengakui kecemasan yang mungkin dirasakan warga Selandia Baru tentang berita hari ini, baik di komunitas yang lebih luas dan juga untuk keluarga dan kerabat yang berduka atas kematian ini," ujar kepala kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield.
Klaster Auckland muncul dari sebuah keluarga beranggotakan empat orang. Dari situ, infeksi berkembang menjadi 152, termasuk tiga yang tercatat pada hari ini, Jumat (4/9).
Sebaran kasus infeksi Covid-19 di Auckland disebutkan terbukti sulit dihilangkan meski pemerintah telah menerapkan penguncian selama dua setengah minggu, yang akan berakhir pada Minggu (6/9) malam.
Baca Juga: Sekolah di Inggris Hukum Murid yang Lontarkan Lelucon Tentang Covid-19
"Kami mulai menyadari bahwa kematian lebih lanjut terkait dengan Covid-19 mungkin terjadi," kata Bloomfield.
"Berita hari ini memperkuat pentingnya kewaspadaan kita bersama terhadap Covid-19, konsekuensi yang dibawa virus ini sangat serius," sambungnya.
Warga Auckland diizinkan keluar dari rumah mereka pekan ini, sementara pemerintah membatasi pertemuan sosial non-sekolah di kota, maksimal 10 orang, dan mewajibkan pemakaian masker di transportasi umum secara nasional.
Otoritas kesehatan Selandia Baru sebelumnya mengatakan pembatasan akan tetap berlaku hingga setidaknya 16 September mendatang.
Berdasarkan Worldometer, Jumat (4/9), negara ini mencatatkan total 1.764 infeksi dengan 22 kematian akibat virus corona.