Pasca 29 Hari Ledakan Beirut, Tim Penyelamat Chili Temukan Denyut Korban

Jum'at, 04 September 2020 | 12:58 WIB
Pasca 29 Hari Ledakan Beirut, Tim Penyelamat Chili Temukan Denyut Korban
Ledakan dahsyat terjadi di Beirut,Lebanon, Selasa (4/8/2020). (Anadolu Agency/Houssam Shbaro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim penyelamat mendeteksi adanya tanda-tanda denyut korban yang mungkin terkubur di bawah reruntuhan bekas ledakan di kota Beirut, Lebanon.

Menyadur Telegraph, seekor anjing border collie dari tim penyelamat Chili menemukan seorang yang berpotensi selamat dari ledakan pelabuhan Beirut pada Kamis 4 Agustus, atau sebulan yang lalu.

Anjing bernama Flash tersebut mendeteksi adanya tanda-tanda kehidupan di bawah reruntuhan bangunan yang hancur di distrik Gemmayzeh.

Francisco Lermanda, kepala tim Penyelamat Chili, mengatakan kepada The Telegraph bahwa dia menduga siapa pun yang terperangkap berada dalam keadaan koma. Dia memprediksi membutuhkan waktu yang lama untuk dapat mengevakuasinya.

Baca Juga: Perkuat Persatuan, Presiden Lebanon Serukan Proklamasi Negara Sekuler

Penemuan itu dilaporkan 29 hari setelah ledakan besar di pelabuhan Beirut, yang dipicu oleh terbarknya ribuan ton amonium nitrat yang disimpan selama enam tahun di gudang.

Peluang bagi siapa pun untuk bertahan hidup dalam waktu yang lama di bawah reruntuhan 'sangat kecil' kata seorang pekerja LSM yang terlibat dalam penyelamatan.

Namun tim Topos Chile dilaporkan pernah menyelamatkan seorang pria yang mengalami dehidrasi parah dan kekurangan gizi di Haiti yang terkubur 27 hari setelah gempa bumi dahsyat.

"Tim tersebut tiba 10 hari yang lalu. Kemarin berjalan di jalan ini dengan anjing, dan anjing itu berkata 'apa?!'" ujar Francisco Lermanda, kepala tim Penyelamat Chili kepada The Telegraph.

"Peralatan pelacak kehidupan ini mendeteksi adanya napas. Mendeteksi 15 napas per menit. Saya pikir itu adalah orang dalam keadaan koma, bernapas perlahan." sambungnya.

Baca Juga: Mengenal Sosok Prajurit Perempuan RI dalam Misi Perdamaian PBB di Lebanon

Francisco juga menegaskan bahwa temuannya itu bukan hewan melainkan manusia dan membutuhkan waktu yang panjang untuk mengevakuasi.

"Itu bukan hewan, itu napas manusia. Kami membutuhkan tim untuk menembus tiga lubang. Kami bergerak 10 cm per jam," katanya.

Dikutip dari The Sun, Jalan tempat ditemukannya adanya tanda-tanda kehidupan itu adalah salah satu yang paling parah.

Sangat tidak mungkin ada orang yang selamat ditemukan sebulan setelah ledakan yang melanda Beirut.

"Sembilan puluh sembilan persen tidak ada apa-apa, tetapi bahkan jika harapannya kurang dari 1 persen, kita harus terus mencari," kata Youssef Malah, seorang pekerja pertahanan sipil.

Dia mengatakan anak buahnya akan terus bekerja sepanjang malam, menambahkan bahwa pekerjaan itu sangat sensitif.

Selama berhari-hari, tim penyelamat Prancis dan sukarelawan lainnya memeriksa puing-puing bangunan akibat ledakan.

Penduduk setempat Reine Abbas, mengatakan dia berada di dekat bangunan yang hancur dua minggu lalu dan dia mencium bau darah dan mendesak pihak berwenang untuk mencarinya.

"Jika mereka memeriksanya saat itu, kemungkinan ia masih hidup hari ini ... tapi ini Lebanon," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI