Suara.com - Pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi yang menyebutkan cara masuk paham radikalisme ke lingkungan masjid pemerintahan serta umum gampang sekali.
Di antaranya, menaruh orang berpaham radikal yang memiliki level penguasaan Bahasa Arab bagus dan hafal Alquran atau disebut Fachrul Razi "anak good looking."
Dengan demikian, si anak good looking dapat dengan mudah diterima lingkungan, kemudian mulai mempengaruhi.
Apa yang disampaikan oleh Fachrul Razi diharapkan menjadi pengingat agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap masuknya paham radikalisme.
Baca Juga: Tanggapi Ucapan Fachrul Razi, Zara: Good Looking Gimana?
Tetapi kemudian pernyataan Fachrul Razi, khususnya menyangkut skenario menyusupkan anak good looking, mendapatkan tanggapan kritis dari dari sejumlah kalangan.
Di antaranya tanggapan dari Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain. Dia mengejar bukti adanya orang yang hafidz Alquran dan radikal.
"Coba tunjukkan sudah ada berapa Hafizh Alquran yang radikal, apalagi jadi teroris...? Bicara pejabat harus pakai data. Dan bandingkan dengan berapa banyak manusia yang tidak mendalami agama jadi penjual diri, rampok, maling, koruptor, homo, pengkhianat bangsa, penjual negara...?" kata Tengku melalui akun Twitter.
Tengku mengangkat contoh kasus pesta seks yang dilakukan kaum gay di sebuah apartamen Jakarta yang digerebek polisi baru-baru ini, juga koruptor yang kabur ke luar negeri. Dia yakin sekali, di antara mereka tak ada satupun yang Hafidz Alquran atau menjadi imam masjid.
"Pesta seks sesama jenis yang ditangkap polisi kemarin, adakah yang Hafizh Alquran dan imam masjid, terutama di masjid kantor pemerintah...? Para Koruptor yang kabur keluar negeri, adakah di antara mereka yang Hafizh Alquran atau imam masjid...? Yang disuap Djoko Tjandra ada yang hafizh?" kata Tengku.
Baca Juga: Tengku ke Puan: Sejak Kapan Sumbar Bukan Pendukung Negara Pancasila?
Tengku juga menyinggung paham komunisme masuk Indonesia yang dia katakan awalnya tidak dibawa oleh "anak good looking," melainkan pemuda bad looking.
"Komunis masuk lewat kebejatan moral, dan awalnya dibawa oleh pemuda bad looking... Rata-rata penganutnya suka kledekan dan jogetan serta seks bebas..." kata Tengku.
Sedangkan sosiolog dari Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar berharap pernyataan Fachrul Razi itu salah kutip.
"Semoga pernyataan Menag salah kutip. Sebaiknya kita dorong anak-anak bangsa kita good looking bukan bad looking. Kalau ada radikalisme, harus dicari akar masalahnya. Saya yakin akar masalahnya adalah ketidakadilan. Alquran menyuruh kita utk memperjuangkan tegaknya keadilan," kata Musni Umar melalui akun Twitter @musniumar.
Sementara mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring yang disampaikan melalui akun Twitter @tifsembiring mengusulkan agar Fachrul Razi sebaiknya mengajak masyarakat berdoa agar pandemi Covid-19 segera berlalu, ketimbang menebar kecurigaan kepada orang sholeh.
"Pak Menag, usul: ajak masyarakat mendekatkan diri kepada Allah dan berdoa agar bebas dari corona. Daripada curiga sama orang-orang sholeh, hafidz Alquran, cingkrang dan lain-lain..." katanya.