Bikin Geger, Profesor Tulis Covid-19 sebagai Flu Wuhan

Kamis, 03 September 2020 | 18:49 WIB
Bikin Geger, Profesor Tulis Covid-19 sebagai Flu Wuhan
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang profesor di Syracuse University, New York bikin geger karena menyebut Covid-19 sebagai flu Wuhan dan virus CCP (Chinese Communist Party) alias virus Partai Komunis China.

Menurut foto yang dibagikan oleh The Tab Syracuse di Instagram, dosen Kimia bernama Jon Zubieta ini menggunakan istilah kontroversial dalam catatan silabusnya.

Silabus Zubieta dibuat untuk mata kuliah kimia anorganik dalam semester ini. Dia mengajar mata kuliah tersebut pada hari Selasa dan Kamis.

Silabus mengandung unsur rasis ini langsung dikecam oleh mahasiswa di kampusnya dan mereka ramai-ramai menuntut agar dosen kimia ini segera dipecat.

Baca Juga: Diduga Rasis ke ONIC Sanz, Pemain Bigetron Alpha Dikecam Netizen

Postingan tentang dosen yang sebut Covid-19 Flu Wuhan. (Instagram/@illhueminati_)
Postingan tentang dosen yang sebut Covid-19 Flu Wuhan. (Instagram/@illhueminati_)

Taylor Krzeminski, seorang mahasiswa pascasarjana, mendesak orang-orang untuk melaporkannya kepada pejabat universitas.

"Jadi Jon Zubieta, seorang profesor terkemuka di departemen kimia/biologi menyebut Covid-19 sebagai Flu Wuhan dan Virus Partai Komunis China.

"Astaga, akan memalukan jika kita semua melaporkannya kepada atasannya dan menulis laporan insiden bias karena terlibat dalam perilaku rasis di kelas," tulis Krzeminski.

Keluhan ini telah diajukan ke Kantor Layanan Kesempatan Setara, Inklusi, dan Resolusi universitas.

Tak lama, Dekan Sekolah Tinggi Seni dan Sains Karin Ruhlandt dan Wakil Rektor dan Rektor Sementara, John Liu mengeluarkan pernyataan bahwa Zubieta diberi cuti administratif.

Baca Juga: Dukung Aksi Edo Kondologit, Natalius Pigai: Ini Rasis dan Teror di Papua

"Bahasa menghina yang digunakan oleh seorang profesor dalam silabus kuliahnya merusak lingkungan belajar bagi siswa kami," kata pejabat tersebut tanpa menyebut Zubieta.

"(Hal ini) menyinggung orang Tionghoa, internasional, dan Asia-Amerika di mana pun yang telah mengalami ujaran kebencian, retorika, dan tindakan sejak pandemi dimulai," 

"Kami tidak akan mengizinkan anggota komunitas untuk melanggar komitmen Universitas terhadap lingkungan belajar dan hidup yang aman, inklusif dan ramah."

"Para profesor diharapkan sangat memperhatikan tujuan ini, karena mereka adalah individu yang dipercaya untuk mengembangkan ruang kelas yang produktif, profesional, dan suportif bagi siswa kami."

"Syracuse University berkomitmen untuk menjadi komunitas anti-rasis dan akan mengambil tindakan cepat untuk menghadapi bias dan kebencian."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI