Suara.com - Raja Thailand memulihkan gelar salah satunya selirnya setelah hampir setahun dicopot gelarnya akibat dituduh berusaha melemahkan ratu.
Pengumuman yang diterbitkan di Royal Gazette mengatakan Sineenatra Wongvajirabhakdi tidak melakukan kesalahan apa pun. "Selanjutnya, itu akan menjadi seolah-olah dia tidak pernah dicopot dari pangkat militer atau selir kerajaannya," jelas pihak kerajaan.
Menyadur The Guardian, Kamis (2/9/2020) Maha Raja Vajiralongkorn menganugerahkan pangkat Chao Khun Phra pada Sineenat bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-67, pertama kalinya dalam hampir satu abad seorang raja Thailand mengangkat seorang selir.
Beberapa bulan kemudian Sineenat dituduh tidak setia dan berusaha meyakinkan raja untuk mengangkatnya sebagai ratu.
Baca Juga: Lagi, Thailand Laporkan Warga Asing Positif Virus Corona
Sineenat kemudian dicopot dari semua gelar kerhormatan kerajaan, foto-fotonya menghilang dari situs web istana, dan Instagram tidak resmi yang dibuat dengan namanya dihapus.
Setelah dibebaskan, Sineenat dilaporkan diterbangkan ke Jerman untuk bergabung dengan 20 selir lainnya yang sudah lebih dahulu berasa di sana.
Sineenat berangkat dari Thailand menggunakan pesawat Boeing 737 dan Raja sendiri yang menjemputnya di Bandara Munich, Sabtu (29/8/2020).
Pakar dan jurnalis Thailand Andrew MacGregor Marshall berbagi foto yang memperlihatkan keduanya bersama-sama saat dia turun dari pesawat.
Selama pandemi virus Corona, Raja berusia 67 tahun tersebut memang mengasingkan diri di Grand Hotel Sonnenbichl di Garmisch-Partenkirchen, Jerman.
Baca Juga: Seniman Jogja yang Pernah Ikut Simulasi Mars Nekat Gelar Pameran di Jepang
Raja berdalih ia tinggal di Jerman dilakukan sebagai tindakan isolasi mandiri di tengah pandemi virus Sars-CoV-2 tersebut.
Raja Sineenatra menggantikan ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej, pada tahun 2016. Sejak itu, ia memperkuat kekuasaannya dengan mengatur kekayaan mahkota dan unit-unit tentara utama di bawah kendali langsungnya.
Monarki Thailand dilindungi oleh undang-undang lese-majesty yang paling ketat di dunia, yang mengkritik, mencemarkan nama baik, atau menghina anggota keluarga kerajaan dianggap melakukan tindak kejahatan.
Dalam praktiknya, diskusi terbuka atau pelaporan kritis tentang monarki dianggap ilegal. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, gerakan demokrasi yang dipimpin pemuda menentang undang-undang semacam itu dan menyerukan agar kekuasaan raja diatasi.
Raja memiliki tujuh anak dari tiga pernikahan sebelumnya, yang semuanya berakhir dengan perceraian. Pada tahun 2014, dia mencopot sebagian besar gelar Srirasmi Akrapongpreecha, dan anggota keluarganya ditangkap.
Istri keduanya, Sujarinee Vivacharawongse, melarikan diri ke AS setelah tersandung kasus pada tahun 1996 dan Raja tidak mengakui keempat putra mereka.
Baik Ratu Suthida (42) dan Selir Sineenat (35) pernah menjabat sebagai perwira senior di unit keamanan istana. Suthida sebelumnya adalah pramugari Thai Airways, sedangkan Sineenat adalah perawat tentara.
Tahun lalu, setelah Sineenat dijadikan selir, istana merilis gambar langka dan biografinya. Puluhan gambar menunjukkan dia menggunakan seragam loreng, mengikuti latihan militer, menerbangkan pesawat kecil, dan tertawa di meja dengan raja.
Dalam salah satu foto, dia ditampilkan dengan pakaian tradisional Thailand berdiri di sampingnya dan memegang tangannya - gambar yang sangat intim untuk anggota keluarga kerajaan.