Akun Twitter Resmi PM India Diretas, Minta Sumbangan Dana

Kamis, 03 September 2020 | 14:31 WIB
Akun Twitter Resmi PM India Diretas, Minta Sumbangan Dana
Perdana menteri India Narendra Modi. [AFP/Dibyangshu Sarkar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akun twitter resmi Perdana Menteri India Narendra Moditelah diretas, di mana muncul serangkaian cuitan meminta sumbangan dana.

Menyadur BBC, Kamis (3/9/2020), pihak Twitter membenarkan akun dengan lebih 2,5 juta  pengikut itu telah disusupi.

Twitter mengatakan mengetahui aktivitas tersebut dan telah mengambil langkah-langkah guna mengamankan akun tersebut.

"Kami secara aktif menyelidiki situasinya. Saat ini, kami tidak mengetahui ada akun tambahan yang terkena dampak," ujar pernyataan juru bicara Twitter.

Baca Juga: Ada Toilet Sender Juga Pot Elektrik, Warganet Pamer Benda Aneh di Rumahnya!

Sementara akun pribadi Modi yang memiliki 61 juta pengikut, tidak terpengaruh peretasan ini.

Ilustrasi Twitter. [Shutterstock]
Ilustrasi Twitter. [Shutterstock]

Saat diretas, akun twitter Modi mengunggah cuitan meminta para pengikut untuk menyumbangkan dana dengan mata uang kripto ke dana bantuan nasional.

Dalam kurun waktu kurang dari dua bulan, Twitter menemukan serangan siber besar-besaran dengan 130 akun selebriti dibobol.

Namun dari ratusan akun tersebut, hanya sebagian kecil yang berhasil dikendalikan oleh peretas.

Aktivitas peretasan muncul di sejumlah akun publik figur seperti Barack Obama, Elon Musk, Kanye West hingga Bill Gates.

Baca Juga: Kaesang Mau Ditipu, Warganet: Bentar Lagi Depan Rumah Ada Tukang Bakso

Pihak FBI disebutkan tengah melakukan penyelidikan pembobolan akun terkait cuitan penipuan Bitcoin ini.

Penyerang disebutkan dapat menembus keamanan akun karena mereka telah memperoleh akses ke alat administrasi internal Twitter.

"Sejak serangan itu, kami secara signifikan membatasi kases ke alat dan sistem internal kami untuk memastikan keamanan akun yang sedang berlangsung, sementara kami menyelesaikan penyelidikan," kata pihak Twitter.

Kendati bagi sejumlah orang cuitan ini jelas merupakan sebuah penipuan, namun para peretas menerima transferan dana yang bernilai lebuh dari USD 100 ribu atau sekitar Rp 1,4 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI