Roy Suryo: Influencer Piaraan Rezim Sebaiknya Dikalungi Peneng

Siswanto Suara.Com
Kamis, 03 September 2020 | 10:42 WIB
Roy Suryo: Influencer Piaraan Rezim Sebaiknya Dikalungi Peneng
Roy Suryo Notodiprojo. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahli telematika Roy Suryo mendorong supaya identitas semua influencer yang dibiayai negara diumumkan ke publik supaya kinerjanya bisa dinilai secara obyektif.

Roy Suryo menyebut influencer yang mendapatkan bayaran dari pemerintah sebagai: influencer-influencer piaraan rezim

"Tweeps, sesuai ajakan moral agar "influencer-influencer piaraan rezim" ini diberi tanda (baca: dikalungin "peneng" seperti #Palasthund) karena makan uang keringat rakyat. Ini mulai ada media yang memuatnya, perlu terus dipublish dimana-mana agar masyarakat tahu kelakuannya," kata Roy Suryo melalui akun Twitter @KRMTRoySuryo2.

Sejak awal, Roy Suryo mengkritisi kebijakan penggunaan jasa influencer untuk membantu pemerintah dari aspek komunikasi publik.   

"Tweeps, meski mereka-mereka tidak semuanya golongan #Palasthund namun memang tidak bisa dipungkiri fakta bahwa ada afiliasi kesana. Maka wajar ada usulan bahwa influencer-influencer type ini layak diberi "kalung pengenal" (baca: peneng) agar publik tahu bahwa mereka dibayar untuk berpendapat seperti itu," kata mantan menteri pemuda dan olahraga itu.

Dalam beberapa tweet terakhir, Roy Suryo menekankan alasan kenapa identitas influencer harus dikenali publik.

"Tweeps, karena banyak ditengarai membuat fungsi PR (humas) resmi pemerintah makan gabut, menghabiskan uang rakyat hampir 100 milyar dan berpotensi memecah belah anak bangsa, ada baiknya influencer-influener piaraan rezim ini dikenali dan dipublish agar masyarakat tahu (& tidak dipercaya lagi)" kata mantan menteri pemuda dan olahraga era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Roy Suryo dalam tweet sebelumnya, mengkritik pernyataan juru bicara Jokowi, Fadjroel Rachman, yang menyebut para aktor digital sebagai key opinion leaders merupakan aktor penting dalam masyarakat berjaringan sebagai perkembangan era transformasi dan demokrasi digital.

"Tweeps, inilah kalau sudah mulai kehilangan akal sehat, influencer itu seharusnya hanya ibarat bumbu (suplemen) saja, digunakan bila perlu. Bukan dijadikan makanan pokok seperti sekarang ini, sehingga lembaga-lembaga PR resmi jadi unfaedah. Apa dibubarkan saja daripada hanya boros anggaran?" kata Roy Suryo.

Baca Juga: KSP: Influencer Bukan Berarti Anti Demokrasi

Dalam siaran pers, Fadjroel Rachman mengatakan: "pada konteks pemerintahan demokrasi, kelas menengah, kelompok sosial yang sangat aktif di dunia digital, selalu dibutuhkan sebagai jembatan komunikasi kebijakan pemerintah dengan seluruh warga."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI