Cerita saat Salat Jumat di Masjid Kementerian, Menag: Khutbahnya Menakutkan

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Kamis, 03 September 2020 | 05:13 WIB
Cerita saat Salat Jumat di Masjid Kementerian, Menag: Khutbahnya Menakutkan
Menteri Agama Fachrul Razi di Masjid Istiqlal Jakarta. (Suara.com/Ummi HS).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salat Jumat di Masjid Kementerian, Menag: Kok Khutbahnya Menakutkan?

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi bercerita dirinya sempat kaget ketika menunaikan salat Jumat di masjid, lingkungan institusi pemerintahan. Sebab, khotbah yang ia dengar kala itu malah dianggapnya menakutkan.

Fachrul mengatakan banyak tempat di lingkungan aparatur sipil negara (ASN) dimanfaatkan untuk menyusupi paham-paham radikal. Salah satunya ialah tempat ibadah.

"Di institusi pemerintahan sangat banyak peluang masuk pemikiran radikalisme," kata Fachrul dalam sebuah webinar, Selasa (2/9/2020).

Baca Juga: Utang Pemerintahan Jokowi 300 Persen Lebih Banyak Dibanding Zaman SBY

Bahkan ia pernah merasakannya langsung. Fachrul bercerita ketika berkesempatan melangsungkan salat Jumat di salah satu masjid di lingkungan institusi pemerintah.

Jenderal bintang empat tersebut dibuat kaget mendengar isi khotbah yang disampaikan. Bahkan ia sampai menghubungi menteri pimpinan institusi tersebut untuk melaporkannya.

"Saya pernah ingatkan seorang menteri, salat Jumat di masjid itu, lalu saya terkejut dan saya WhatsApp. Ini bahaya sekali kok khutbahnya menakutkan banyak," ujarnya.

Menteri yang tidak disebutkan namanya itu kemudian menjawab kalau sebelumnya juga sudah ada khatib yang menyampaikan khotbah semacam itu dan sudah mulai dibersihkan olehnya.

Fachrul menyebut menyebarnya paham radikalisme itu memang sengaja dilakukan dari pihak eksternal ke dalam lingkungan ASN.

Baca Juga: Wanita Ini Gugat Pemerintah karena Ayahnya Meninggal Akibat Virus Corona

Caranya adalah dengan mengirimkan anak dengan penampilan menarik, memiliki kemampuan berbahasa Arab yang bagus dan bisa menjadi Imam. Modal tersebut dapat menarik simpatik di sekitaran masjid sehingga diangkat menjadi pengurus.

Kesempatan itu kemudian dimanfaatkannya dengan mengajak teman-teman lainnya yang sepemahaman dan mulai menyebarkan pahamnya tersebut.

"Maka kami sepakat untuk mewaspadai bahwa semua rumah ibadah di institusi pemerintah pengurusnya harus pegawai. Dengan demikian penceramahnya diambil dari mereka-mereka yang kita yakini bicaranya enggak aneh-aneh," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI