Sadis! Ibu Tega Cambuk Anak Gegara Tak Bisa Kerjakan PR

Rabu, 02 September 2020 | 19:36 WIB
Sadis! Ibu Tega Cambuk Anak Gegara Tak Bisa Kerjakan PR
Video ibu cambuk anaknya saat mengerjakan tugas sekolah. (Instagram/memoefriantto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah video penganiayaan anak menghebohkan publik media sosial. Seorang ibu tega mencambuk anaknya saat mengerjakan tugas sekolah.

Video yang dibagikan oleh akun Instagram @memoeffriantto itu menayangkan momen saat seorang perempuan duduk bersila di lantai rumahnya.

Di hadapan perempuan itu, ada seorang bocah yang sedang mendunduk melihat bukunya.

Ibu itu kemudian menanyakan sebuah soal matematika kepada si anak.

Baca Juga: Siswa SMP Masuk Penjara karena Tak Kerjakan PR Saat Sekolah Online

"8 x 6 berapa?" tanya ibu itu dengan ketus.

Tak terdengar si anak melontarkan jawaban yang diduga membuat emosi ibu itu kemudian memuncak.

Ia menanyakan lagi soal matematika itu sambil mengomeli anaknya.

Beberapa saat kemudian, perempuan berkaos abu-abu itu mengambil sebuah selang dan mencambukkannya ke arah si anak sambil melontarkan omelan kekesalannya.

Tak cukup sampai di situ, perempuan itu juga sampai berdiri memecuti anaknya yang duduk di lantai.

Baca Juga: Dapat Tugas Jelaskan Bagian Bunga Lewat Video, Siswi Ini Beri Jawaban Kocak

Rekaman video yang diduga diambil oleh sorang tetangga ini lantas viral di sosial media. Warganet menjadi terpancing emosinya kepada perempuan itu, sekaligus merasa kasihan dengan si bocah.

"Saya masih yakin banyak ibu-ibu yang menyayangi anaknya sepenuh hati, tidak pakai kekerasan. Saya sebagai seorang ibu juga, sangat melaknat perlakuan ibu di video tersebut. Anak mungkin kelihatan penurut, tapi kita bisa lihat 10-15 tahun mendatang. Efek ke anak mungkin enggak sekarang, tapi jauh di depannya. Kalau kelak di kemudian hari anak berulah, menurut saya jangan sepenuhkan anak. Tapi mungkin itu bisa jadi benih yang sudah di tuai. Karakter pribadi anak murni di bentuk oleh lingkaran terdekat. Yaitu keluarga," tulis @sellysdiandara.

"Apapun bentuk kekerasan akan berdampak pada psikis anak. Dan enggak semua anak bisa menerima kekerasan di masa kecilnya, adek-adek saya semua pernah kena pukul sih dan saya juga, cuma kalau belajar kita enggak pernah dipukulin karena yang namanya mengajari yah harus sabar dan jika anak enggak paham kita yang cari tahu. Anak dipukul atau dihajar jika memang salah bukan saat diajarkan atau belajar, salah dalam hal tindak kejahatan seperti mencuri, melawan , melakukan perbuatan yang memang salah. Jadi saya prihatin kalau ada ibu ngajarin anak tapi malah dipukulin... Kasihan anaknya," curhat @ferdinanalex21.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI