Dia mengatakan, signal yang paling kuat itu berada di paling atas, kalau di bawah pohon tidak terlalu bagus.
“Jadi para anak-anak sampai harus naik sampai dekat pucuk pohon demi mendapatkan signal yang lebih kuat, di banding di bawahl pohon nya,” katanya.
Panjat Pohon Demi Sinyal
Berdasar pengamatan Yuana, banyak anak hingga remaja yang menaiki pohon untuk mendapatkan sinyal.
“Bukan hanya pelajar SMP atau SMA, dulu waktu ditetapkan kuliah secara daring para mahasiswa juga naik pohon untuk dapat sinyal HP. Dulu pernah dibikinkan tangga, tapi karena banyak yang makai, jadi tangga tersebut runtuh,” ujar dia.
![Anak-anak Kecamatan Telagabauntung memanjat pohon demi sekolah online. [Kanalkalimantan.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/09/02/71161-anak-anak-kecamatan-telagabauntung-memanjat-pohon-demi-sekolah-online.jpg)
Sebenarnya, lanjut Yuana, guru di sekolah sudah melarang siswa naik pohon dan meminta agar langsung datang ke sekolah. Namun, siswa tidak mau karena jalan menuju ke sekolah menghabiskan waktu tempuh lebih dari 10 kilometer.
"Biasanya para siswa ini mencari sinyal HP dimulai Pukul 10:00 pagi. Para siswa naik ke atas pohon itu untuk didampingi orangtuanya. Setelah daftar hadir, mereka mendonwload tugas yang diberikan guru. Setelah itu murid pulang untuk mengerjakannya,” ujar dia.
Setelah selesai mengerjakan tugas, sore hari mereka kembali naik pohon untuk mengupload tugas yang sudah selesai dikerjakan. Itu berlangsung setiap hari.
“Anak-anak tentu saja ingin sekolah kembali normal lagi, sekokah secara tatap muka lagi. Dan kami berharap signal internet bisa terpenuhi dan dapat terwujud,” harap dia.
Baca Juga: Ngeri! Demi Belajar Online, Anak-anak di Tapsel Masuk Perlintasan Harimau
Ketika ditanya bagaimana peran pemerintah dalam menyediakan signal, camaf mengatakan, usul BTS sudah dimasukkan dalam musrenbang, dan sudah ditanggapi Diskominfo dan persandian.