Muncul Klaster Libur Panjang, Pemprov DKI Salahkan Warga karena Ngeyel

Rabu, 02 September 2020 | 14:29 WIB
Muncul Klaster Libur Panjang, Pemprov DKI Salahkan Warga karena Ngeyel
Dokumentasi salah satu pasien menjalani pemeriksaan awal di RS Darurat Wisma Atlet, Jakarta. (Kogasgabpad RS Darurat Wisma Atlet)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemunculan klaster corona baru di Jakarta karena libur panjang 16-23 Agustus sempat menjadi sorotan. Penyebab dari kejadian ini dianggap karena lalainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, munculnya klaster baru disebabkan oleh berbagai faktor seperti pergerakan masyarakat. Namun ketika mereka berkerumun di tempat wisata tanpa mengindahkan protokol kesehatan, maka risiko penularan corona akan menjadi tinggi.

"Tentunya banyak faktor (penyebab klaster liburan) Selain pergerakan orang juga ada masalah ketaatan protokol kesehatan," ujar Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (2/9/2020).

Ia menyebut aturan protokol kesehatan di tempat wisata Jakarta sudah dibuat demi mencegah penularan. Mulai dari membatasi kapasitas, pengaturan jaga jarak, dan menggunakan masker bagi pengunjung dan karyawan.

Baca Juga: Bekasi Tolak Tutup Tempat Hiburan Malam karena Kasihan dengan Pekerjanya

Seharusnya jika diterapkan, maka risiko penularan bisa ditekan. Namun kenyataannya tidak banyak yang mengindahkan aturan itu dan akhirnya malah tertular corona saat liburan.

"Tempat ini meskipun libur, meski datang ke tempat umum, tapi tetap ada pembatasan jumlah maupun melakukan protokol kesehatan," jelasnya.

Selain itu, klaster libur panjang sendiri disimpulkan berdasarkan akumulasi dari tes swab yang dilakukan saat waktu libur itu. Pihaknya baru menerima data masuk pasien positif pada 29 Agustus sehingga jumlahnya menjadi terkesan membludak.

"Karena enggak semua laboratorium 24 jam. Yang 24 jam adalah Labkesda kami dan mikrobiologi UI. Sedangkan lab-lab lain enggak. Sehingga ada beberapa lab swasta yang akhirnya tadi, menyampaikan laporannya akumulasi dari hari-hari sebelumnya," pungkasnya.

Cuma Fokus Ekonomi

Baca Juga: Pandu Soroti Klaster Libur Panjang: Hari Kejepit Dibikin Supaya Wisata Laku

Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyoroti peran pemerintah terkait munculnya klaster baru libur panjang alias long weekend.

Menurutnya, pemerintah sekarang ini hanya fokus dalam membereskan urusan ekonomi. Jika memang demikian, kata Pandu, maka ia menyarankan agar pandemi Corona dilupakan.

Salah satu tindakan menonjol yang membuat pemerintah terlihat hanya memedulikan ekonomi adalah dengan membuat libur panjang 16-23 Agustus lalu. Presiden Joko Widodo meneken cuti bersama agar waktu libur lebih panjang.

Pandu menilai pemerintah sengaja mendesain libur panjang agar masyarakat bepergian untuk pariwisata. Dengan demikian, maka banyak lokasi liburan yang ramai dan ekonomi kembali bergerak.

"Jadi masyarakat itu dibuat hari libur kejepit, supaya pariwisatanya laku. Kalau orang bepergian hotel laku, kuliner laku, memang disengaja. Jadi konsekuensinya ya terjadi peningkatan," ujar Pandu saat dihubungi Suara.com, Rabu (2/9/2020).

Menurutnya risiko penularan corona saat tempat wisata ramai sudah bisa terlihat sejak jauh hari. Namun Pemerintah disebutnya tidak terlalu peduli karena hanya memikirkan masalah ekonomi.

"Kalau gitu gak usah ada hari libur. Tapi kan pemerintah kan bukan mau mengendalikan pandemi," jelasnya.

Tindakan menyatukan gugus tugas penanganan Covid-19 dengan komite pemulihan ekonomi juga disebutnya tak memberikan dampak banyak bagi pencegahan penularan corona. Sebab fokusnya hanyalah membuat Indonesia terhindar dari keterpurukan ekonomi.

Ia mengaku sudah memberikan saran kepada Pemerintah agar tidak melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lebih jauh. Namun keputusan yang diambil malah sebaliknya.

"Kami mau nyuruh pemerintah gimana, pemerintah kan punya akal, punya ide, punya duit, disaranin kayak gini gak mau, yaudah deh sekarang, maunya apa, terserah deh, gitu," tuturnya.

Karena itu, ia menilai jika Pemerintah hanya peduli pada situasi ekonomi, maka lebih baik lupakan cara mengendalikan pandemi. Semua sektor kembali dibuka dan masyarakat bisa berkegiatan seperti biasa.

"Jadi sekarang tuh ekonomi jadi panglima, makanya saya juga kalau mau ekonomi jalan, yaudah ekonomi aja deh. Pandemi lupakan aja," pungkasnya.

REKOMENDASI

TERKINI