Suara.com - Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg mengeluarkan pernyataan terkait insiden perobekan Al Quran yang terjadi saat demonstrasi anti-islam oleh kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN).
Kelompok tersebut melakukan aksi demonstrasi pada Sabtu (29/8) di luar gedung parlemen Oslo yang berakhir dengan kericuhan setelah pimpinan mereka merobek A
"Saya sangat khawatir bahwa kebebasan berekspresi, yang kami bela dengan kuat di Norwegia, mungkin diartikan secara berbeda di negara lain, atau mungkin dianggap bahwa kami tidak peduli dengan sikap SIAN. Karena kami melakukannya," kata Solberg kepada kantor berita NTB.
"Saya sangat memisahkan diri saya dari semua yang mereka perjuangkan. Saya pikir menyakitkan mendengar bagaimana mereka menggambarkan orang yang tinggal di negara ini," sambungnya.
Baca Juga: Aktivis Robek Al Quran, Demo Anti-Islam di Norwegia Berakhir Ricuh
Perdana Menteri Erna Solberg juga menyadari bahwa setiap kebebasan berpendapat memiliki konsekuensi yang harus dihadapi.
"Tetapi kebebasan berbicara memiliki konsekuensi, dan itu adalah terkadang Anda harus menahan diri mendengar hal-hal yang menyakiti Anda," ujar Solberg.
Pernyataan Erna Solberg datang sehari setelah Turki mengkritik protes yang dilakukan oleh SIAN.
"Sangat salah melihat rasisme dan permusuhan terhadap Islam sebagai bagian dari kebebasan berbicara," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki dikutip dari Daily Sabah.
Menurut Kemenlu Turki, faktanya partai politik tidak mencegah, atau sebagian mengizinkan orasi rasis tersebut hanya untuk mendulang dukungan.
Baca Juga: Alat Tes Covid-19 Rusak, Ribuan Warga Kaget Dinyatakan Positif Corona
Insiden perobekan Al Quran tersebut dilakukan oleh aktivis wanita, salah satu pimpinan SIAN, merobek salah satu halaman.
Sebelumnya, pemimpin kelompok SIAN tersebut juga mengeluarkan orasi dengan nada mencela Nabi Muhammad.
Mendengar orasi tersebut, sejumlah demonstran dari kelompok kontra yang, juga sedang melakukan aksi protes, memanjat pagar barikade dan mulai menyerang kelompok SIAN.
Pihak kepolisian Norwegia hingga menggunakan semprotan merica untuk membubarkan masa yang menerobos barikade yang dibuat oleh petugas.
Akibat kericuhan tersebut, satu orang dilaporkan mengalami luka-luka. Polisi juga menahan 20 demonstran yang diduga sebagai provokator kericuhan, termasuk seorang perempuan yang merobek Al Quran tersebut.