Suara.com - Said Didu, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN kembali buka suara terkait dengan maraknya fenomena buzzeRp dan influencer.
Melalui akun Twitter pribadinya pada Rabu (1/9/2020), Said Didu menuliskan bahwa penggunaan buzzerRp atau influencer tidak akan bisa menyelesaikan masalah dari kebohongan yang terus dibuat.
"Jika anda suka berbohong, jangan marah kalau orang tidak percaya lagi terhadap apa yang anda katakan," tulisnya lewat akun Twitter @msaid_didu.
"Menggunakan buzzeRp atau influencer untuk meyakinkan orang atau menutupi kebohongan tidak akan bisa menyelesaikan masalah dari kebohongan yang terus dibuat," sambungnya.
Baca Juga: Fadjroel Baru Kali Ini Ditanya Tifatul: Kalau Anda Influencer atau Buzzer?
Respons Said Didu terhadap fenomena buzzeRp dan influencer tersebut mengundang berbagai reaksi warganet.
Baru sekitar satu jam, cuitan Said Didu tersebut telah diretweets lebih dari 300 kali dan disukai oleh lebih dari 1.300 pengguna Twitter.
Selain itu, sejumlah warganet juga meninggalkan komentarnya pada unggahan Said Didu ini. Beberapa dari mereka tampak setuju dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Said Didu.
"Kebohongan terus menerus tanpa bukti dan ditutupi influencer sama saja bunuh diri," tulis @0wi_owl
"Hidup dalam kebohongan membawa ke jurang kehancuran. Tidak ada sebuah nilai kebaikan pada kebohongan," timpal Nuswantoro.
Baca Juga: Mirip Banget! Potret Influencer Kecantikan bak Kembaran Kendall Jenner
"Kebohongan baru dibuat untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Begitu terus tak pernah berhenti," balas @fabian_shakti
Namun, di lain sisi sejumlah warganet tampak mengkritisi respons Said Didu ini. Mereka tampak menganggap bahwa baiknya Said Didu mengangkat isu yang lebih cerdas lagi.
"Anda seperti kekurangan isu yang cerdas ya Pak Didu. Buzzer atau influencer bagian yang sah. Kalau melanggar hukum tinggal buatkan laporan, tinggal anda bantah dengan data-data yang akurat," tutur seorang warganet.
"Semua orang pasti berbohong, cuma ada yang suka kebohongan orang lain sebagai upaya menyembunyikan kebohongan diri sendiri. Biasanya itu exit strategy yang dilakukan mereka yang suka berbohong. Coba ditanya diri masing-masing aja," ungkap warganet yang lain.