Suara.com - Dua awak kapal tunda yang sedang membersihkan tumpahan minyak di Mauritius tewas setelah kapal mereka bertabrakan dengan sebuah kapal tongkang karena cuaca buruk.
"Sungguh tragis kami kehilangan dua awak kapal tunda, sementara dua lainnya masih hilang," kata Perdana Menteri Pravind Jugnauth disadur dari Al Jazeera, Rabu (2/9/2020).
Empat anggota kru lainnya diselamatkan dengan helikopter dan dua lainnya masih belum ditemukan, kata Mahend Gungapersad, anggota parlemen dari Partai Buruh, kepada kantor berita Reuters.
"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk menemukan mereka, dengan segala cara kami dan dengan bantuan nelayan di daerah itu," kata perdana menteri sambil menyampaikan belasungkawa kepada keluarga awak kapal yang meninggal.
MV Wakashio, kapal Jepang yang membawa minyak mentah, menghantam terumbu karang di lepas pantai negara kepulauan Samudra Hindia tersebut pada Juli, menumpahkan ribuan ton minyak mentah ke laut dan mencekik kehidupan laut di laguna yang masih asli.
Menurut Gungapersad, kapal tunda dan tongkang mengirimkan sinyal bahaya antara pukul 7:30 dan 8 malam waktu setempat pada hari Senin (31/8).
Saat kecelakaan, kedua kapal itu sedang memindahkan bagian-bagian yang diselamatkan dari lokasi tumpahan minyak ke pelabuhan.
Perdana Menteri Jugnauth mengatakan kapal tunda tersebut sedang mengangkut bahan bakar pada saat itu. Dia berjanji akan menyelidiki kecelakaan tersebut.
Pemerintah Mauritius menghadapi tekanan besar atas penanganannya terhadap tumpahan minyak, yang telah menyebabkan kerusakan ekologi dengan skala besar di garis pantai yang dilindungi.
Baca Juga: Serap Tumpahan Minyak di Laut, Warga Mauritius Sumbangkan Rambut
"Insiden ini akan menambah kemarahan yang ada," kata Gungapersad, merujuk pada protes atas penanganan operasi untuk menahan tumpahan minyak dan kematian puluhan lumba-lumba di daerah itu.