Suara.com - Puluhan warga sipil yang menjadi korban penyerangan dan pengerusakan oleh oknum TNI di Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur mendapatkan ganti rugi dan santunan.
Kompensasi diberikan berupa uang dengan nomimal yang beragam.
Salah satunya seperti Wahyu (47), yang merupakan pegawai Perusahaan Umum Pengangkut Penumpang Djakarta (Perum PPD) yang bertugas di SPBU Taman Mini. Wahyu mendapat uang ganti rugi Rp 6 juta lantaran mengalami luka di kepala dan lehernya akibat ulah brutal anggotaTNI.
"Dapatnya uang Rp 6 juta ganti rugi," kata Wahyu ditemui di Koramil 05 Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (2/9/2020).
Baca Juga: Kodam Jaya Talangi Kerugian Warga yang Diserbu, Nanti Ditagih ke Prajurit
Wahyu mengatakan, dirinya harus menerima luka sobek di kepalanya lantaran dibacok dengan parang oleh oknum TNI pada Sabtu (29/8/2020) sekira pukul 02.20 WIB.
Kala itu ia bersama dengan rekannya sedang bertugas, tiba-tiba sekelompok oknum TNI mendatangi dan melakukan penyerangan secara membabibuta. Alhasil, Wahyu harus menerima 8 jahitan di kepalanya.
Adapun menurutnya, uang ganti rugi Rp 6 juta tersebut akan dipergunakannya untuk pengobatan lanjutan. Ia mengaku bersyukur pihak TNI mau bertanggung jawab atas aksi keji tersebut.
"Ya kalau kami namanya bantuan kita juga udah bersyukur udah dibantu karena dia ada rasa tanggung jawab istilahnya," tuturnya.
Lebih lanjut, Wahyu berharap agar kejadian tersebut tak terulang kembali. Ia meminta agar para prajurit TNI lebih bisa diawasi.
Baca Juga: Minta Maaf Ulah Beringas Prajurit TNI, Pangdam: Itu Cuma Segelintir Oknum
12 Prajurit Ditahan
Sebanyak 12 oknum anggota TNI AD yang diduga terlibat dalam serangkaian penyerangan Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur ditahan. Selain itu, sebanyak 31 anggota dari berbagai kesatuan telah diperiksa.
KSAD TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan 12 anggotanya itu ditahan di sel Polisi Militer Kodam Jaya (Pomdam Jaya), Guntur, Jakarta Selatan.
"12 orang ini adalah prajurit TNI AD. Tetapi ada 19 orang lagi yang sudah ada indikasi (terlibat) dan saat ini sudah dalam proses pemanggilan," ujar Andika.
Andika juga mengklaim jika pihaknya akan terus mengusut tuntas oknum-oknum anggota TNI lainnya yang turut terlibat dalam aksi tak bertanggung jawab tersebut. Pasalnya, dia meyakini, masih banyak oknum lain yang terlibat.
Sebar Hoaks
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman sebelumnya telah menceritakan ihwal kronologis ratusan orang diduga oknum anggota TNI melakukan penyerangan kepada warga sipil dan Kantor Mapolsek Ciracas. Penyerangan tersebut berawal dari kebohongan yang disampaikan oleh anggota Ditkumad TNI Prada M Ilham.
Dudung mengungkapan, mulanya Prada Ilham mengalami kecelakaan tunggal. Namun entah bagaimana mulanya, insiden itu malah disebut sebagai pengeroyokkan.
Kemudian Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0505 Jakarta Timur, intel serta perwakilan dari polres hadir di tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengklarifikasi kejadian yang sesungguhnya.
Klarifikasi tersebut pun diperkuat dengan kesaksian sembilan orang yang berada di TKP. Semua saksi menyebut, jika Ilham benar mengalami kecelakaan tunggal.
Kemudian olah TKP pun kembali dilanjutkan. Namun sekitar pukul 23.00 WIB, tiba-tiba ada orang tidak dikenal mendatangi dan langsung menyampaikan kalau mereka tidak terima kawannya, Ilham dikeroyok.
Dandim, disebutkan Dudung sudah menjelaskan jika Ilham bukan dikeroyok, tetapi mengalami kecelakaan tunggal.
"Padahal kejadian tersebut sudah kita amankan melalui Dandim diberikan pengarahan bahwa kejadian tersebut yang sebenarnya adalah kecelakaan tunggal," kata Dudung dalam sesi wawancara bersama stasiun televisi, Sabtu (29/8/2020).
"Namun mereka tidak mengindahkan dan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut," tambahnya.
Kelompok tersebut pun langsung ngacir ke arah Polsek Pasar Rebo untuk melakukan perusakan dan dilanjut ke Mapolsek Ciracas.