Suara.com - Di Danau Sunter kini berdiri tugu peringatan Covid-19. Pemasangan tugu tersebut merupakan hasil kolaborasi warga RW 14, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Tugu peringatan itu bentuknya sebuah peti mati yang dilengkapi dengan papan informasi. Pada papan berisi kalimat peringatan, imbauan, dan data akumulasi kasus Covid-19 di Jakarta selama tiga hari terakhir. Di kawasan itu juga ditaruh manekin tenaga kesehatan.
Tugu ini diharapkan menjadi pendorong warga untuk selalu tertib tiga menerapkan 3 M: memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
Beberapa waktu yang lalu, Gubernur Anies Baswedan meninjau tugu tersebut.
"Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada warga RW 14, Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, yang turut berkolaborasi menghadirkan sebuah tugu peringatan untuk mengingatkan semua tentang risiko Covid-19. Dengan adanya tugu peringatan ini, semua kegiatan masyarakat diharapkan waspada dan menaati prinsip 3M," kata Anies.
Tetapi hal itu dikritik oleh politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang disampaikan melalui akun Twitter @FerdinandHaean3. Dia menilai strategi komunikasi semacam itu kurang pas.
"Menurut saya, ini sebuah strategi komunikasi publik yang konyol. Dengan cara menakut-nakuti publik dikira publik akan menjadi takut. Bagaimana mungkin takut? Sementara ada sebagian yang memaksa bahwa Covid tak bahaya? Nies, tegas dong, berani ngga?" kata Ferdinand yang dikutip Suara.com, Rabu (2/9/2020).
Menurut Anies, tugu peringatan Covid-19 sebagai pengingat. Covid-19 di Jakarta disebutnya relatif terkendali, namun penyebarannya belum menurun secara signifikan.
Tugu itu juga memaparkan rencana pemerintah Jakarta yang akan memperketat penyebaran Covid-19 dalam skala yang lebih kecil. Artinya, perkantoran, pemukiman, dan komunitas yang di sana ditemukan kasus-kasus positif Covid-19 akan ada langkah-langkah pengetatan ekstra.
Baca Juga: Video Simulasi Buktikan Face Shield Tidak Efektif Cegah Penularan Covid-19
"Selain itu, ke depan kita akan memastikan semua yang terpapar positif harus melakukan isolasi bukan saja di rumahnya tetapi isolasi yang disiapkan pemerintah. Sehingga, kita bisa memastikan mata rantai itu putus. Kita sedang menyusun regulasinya," ujar Anies.