Jokowi: Warga Diselimuti Rasa Tak Aman Dari Covid-19, Ekonomi Sulit Bangkit

Selasa, 01 September 2020 | 14:53 WIB
Jokowi: Warga Diselimuti Rasa Tak Aman Dari Covid-19, Ekonomi Sulit Bangkit
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin memimpin rapat terbatas persiapan penyelenggaraan Piala Dunia Bola Basket FIBA 2023 di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (18/2/2020). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta para Gubernur agar bisa mengatur kebijakan secara tepat dalam mengendalikan Covid-19 sebelum dilakukan vaksinasi lebih luas terhadap masyarakat seluruh Indonesia. Hal itu disampaikan Jokowi pada rapat terbatas tentang Pengarahan Presiden Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional melalui video conference dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/9/2020).

"Sebelum vaksinasi ini bisa dilakukan secara masif, besar-besaran dan secara efektif. Saya minta lagi kepada para Gubernur untuk memainkan gas dan rem ini dengan seimbang dengan takaran takaran sesuai dengan data-data yang dimiliki," kata Jokowi.

Pasalnya, lanjut dia, jika kurva Covid-19 tidak ditekan dengan cepat, maka angka kematian tidak bisa diturunkan secara drastis dan angka kesembuhan juga tidak bisa ditingkatkan secara signifikan.

"Karena apabila kurva Covid ini tidak bisa kita tekan dengan cepat, maka situasi ketidakpastiannya akan terus berlanjut," ujar dia.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan Punya Waktu Sebulan Lagi Buat Selamat dari Ancaman Resesi

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak menginginkan masyarakat diliputi rasa tidak aman, akibat tingkat kematian pasien Covid-19 dan kasus aktif baru terus bertambah. Sehingga perekonomian gak bangkit-bangkit dari situasi dan kondisi yang lemah.

"Ini yang betul-betul harus kita jaga, jangan sampai membuat masyarakat diliputi rasa tidak aman dan akan menyebabkan dunia usaha tidak mau bergerak, tidak bisa bergerak, mereka selalu menyampaikan wait and see," tuturnya.

Kondisi masyarakat yang dibawah bayang-bayang rasa tidak aman itu sangat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi nasional. Namun Jokowi mengklaim ekonomi Indonesia mulai mengarah ke kondisi normal.

"Tetapi kita juga patut bersyukur bahwa beberapa indikator dalam beberapa hari kemarin, misalnya kerja purchasing manager index sudah kembali masuk ke angka 50-an. Ini sudah berarti pada posisi normal," klaimnya.

Tak hanya itu kata Jokowi, penerimaan pajak juga sudah meningkat angkanya, meski belum berada pada posisi normal. Konsumsi rumah tangga domestik juga naik.

Baca Juga: Amankah Mendapat Vaksin Flu di Tengah Pandemi Covid-19

"Tapi saya kira dari angka-angka yang ada kita akan kita ingin agar sektor yield itu kembali naik, konsumsi rumah tangga, konsumsi domestik juga naik kemudian angka-angka di industri juga semakin baik dan kita lihat untuk ekspor juga tumbuh dengan baik. saya kira ini yang kita inginkan," tutur Jokowi.

Mantan eali Kota Solo ini juga meminta kepada para Gubernur untuk terus mengingatkan kembali protokol kesehatan yakni penggunaan masker, jaga jarak, cuci tangan dan menjauhi kerumunan. Sebab penerapan protokol kesehatan adalah kunci pengendalian kasus Covid-19 sebelum dilakukan vaksinasi secara masif.

"Tentu saja akan lebih baik lagi kalau pengawasan lapangan itu betul-betul dilakukan, pemberian sanksi kepada yang tidak patuh perlu dilakukan sehingga kedisiplinan nasional kita dalam mengikuti protokol kesehatan betul-betul di kerjakan oleh seluruh masyarakat," katanya.

Ia juga mengingatkan pemberian masker dan kampanye penggunaan masker di kampung-kampung dengan melibatkan PKK dan RT/RW.

"Saya kira Bapak Ibu sudah sangat paham mengenai ini," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI