Suara.com - Dua anggota Polri mengalami luka memar hingga ditusuk saat terjadi penyerangan yang dilakukan oleh ratusan diduga anggota TNI terhadap Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur, pada Sabtu (29/8) dini hari.
Mereka dipukul dan ditusuk saat tengah melakukan patroli.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengemukakan, dua anggota Polri tersebut, yakni anggota Unit VII VIP Ditpamobvit Polda Metro Jaya bernama Bripka Tukin dan anggota Kompi III Pleton II Dalmas Ditsamapta Polda Metro Jaya Bripda Bernandus Dimas.
"Bripka Tukin mengalami luka memar parah di bagian wajah kanan. Sedangkan, Bripda Bernardus mengalami luka sobek pada bagian wajah, memar di seluruh wajah, luka belakang kuping kiri tujuh jahitan dan luka tusuk benda tajam di belakang paha kanan," ungkap Yusri saat dikonfirmasi, Selasa (1/9/2020).
Baca Juga: Kasus Polsek Ciracas Diserbu Buktikan TNI-Polri Cuma Akur di Level Atas
Selain dua anggota Polri, satu kru media elektronik ANTV juga turut menjadi korban. Ketiganya, saat ini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Senen, Jakarta Pusat.
"Kemarin Pak KSAD dan Pak Wakapolri sudah menjenguk bersama Kapolda Metro Jaya ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati dan diambil keputusan ketiga korban tersebut dipindahkan ke RSPAD untuk mendapatkan perawatan secara intensif," ujarnya.
12 Prajurit Ditahan
Sebanyak 12 oknum anggota TNI AD yang diduga terlibat dalam serangkaian penyerangan Mapolsek Ciracas telah ditahan. Selain itu, sebanyak 31 oknum anggota TNI dari berbagai kesatuan telah diperiksa.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Prakasa mengatakan 12 anggotanya itu ditahan di sel Polisi Militer Kodam Jaya (Pomdam Jaya), Guntur, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Lagi Temani Istri Lahiran, Gerobak Yadi Ikut Dirusak Oknum TNI di Ciracas
"12 orang ini adalah prajurit TNI AD. Tetapi ada 19 orang lagi yang sudah ada indikasi (terlibat) dan saat ini sudah dalam proses pemanggilan," kata Andika saat jumpa pers di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Minggu (30/8).
Andika juga mengklaim jika pihaknya akan terus mengusut tuntas oknum-oknum anggota TNI lainnya yang turut terlibat dalam aksi tak bertanggung jawab tersebut. Pasalnya, dia meyakini, masih banyak oknum lain yang terlibat.
"Jadi kami yakin 31 ini adalah bagian dari pengembangan pertama . Kami akan terus dan tidak akan menyerah. Oleh karena itu saya juga memohon bantuan kepada seluruh warga untuk memberikan informasi selain kami melakukan pemeriksaan secara fisik, elektronik segala macam bisa kami lakukan kami juga ingin bantuan informasi masyarakat," katanya.
Adapun, dari beberapa oknum anggota yang telah diperiksa diketahui bahwa mereka berasal dari beberapa kesatuan. Selain itu, mereka juga berasal dari angkatan dan pangkat yang berbeda-beda.
"Kami akan kejar sampai kemana pun, apapun satuannya, yang terpenting adalah bantu kami, kami janji akan serius," tegas Andika.
"Jadi kita tidak mau membatasi diri pada satu angkatan, satuan, tidak ada, pokoknya semua. Dan sejauh ini juga ternyata sudah dari yang kita pelajari itu sudah dari banyak satuan, dari pangkat berbeda, pangkatnya saja berbeda sudah jelas angkatannya berbeda," pungkasnya.
Dugaan Narkoba
Seluruh oknum anggota TNI yang terlibat terlibat dalam serangkaian penyerangan terhadap Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur akan menjalani pemeriksaan narkoba. Andika mengatakan tidak akan menutup segala kemungkinan yang terjadi di balik ulah oknum anggotanya yang tidak bertanggung jawab tersebut.
"Apakah ada pengaruh narkoba atau tidak terus kami kembangkan semuanya. Kami tidak menutup semua yang mungkin terjadi," ungkap Andika.
Pemeriksaan terkait dugaan pengaruh narkoba itu akan dilakukan oleh internal TNI hingga menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN). Andika menjelaskan bahwa hal itu dilakukan untuk memastikan apa yang sesungguhnya terjadi dibalik serangkaian penyerangan tersebut.
"Bukan hanya internal kami, sampai BNN pun kami turunkan. Jadi kami ingin memastikan ya apa yang terjadi," tutupnya.
Termakan Hoaks
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman sebelumnya telah menceritakan ihwal kronologis ratusan orang diduga oknum anggota TNI melakukan penyerangan kepada warga sipil dan Kantor Mapolsek Ciracas. Penyerangan tersebut berawal dari kebohongan yang disampaikan oleh anggota Ditkumad TNI, Prada M Ilham.
Dudung mengungkapan, mulanya Prada Ilham mengalami kecelakaan tunggal. Namun entah bagaimana mulanya, insiden itu malah disebut sebagai pengeroyokkan.
Kemudian Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0505 Jakarta Timur, intel serta perwakilan dari polres hadir di tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengklarifikasi kejadian yang sesungguhnya.
Klarifikasi tersebut pun diperkuat dengan kesaksian sembilan orang yang berada di TKP. Semua saksi menyebut, jika Ilham benar mengalami kecelakaan tunggal.
Kemudian olah TKP pun kembali dilanjutkan. Namun sekitar pukul 23.00 WIB, tiba-tiba ada orang tidak dikenal mendatangi dan langsung menyampaikan kalau mereka tidak terima kawannya, Ilham dikeroyok.
Dandim, disebutkan Dudung sudah menjelaskan jika Ilham bukan dikeroyok, tetapi mengalami kecelakaan tunggal.
"Padahal kejadian tersebut sudah kita amankan melalui Dandim diberikan pengarahan bahwa kejadian tersebut yang sebenarnya adalah kecelakaan tunggal," kata Dudung dalam sesi wawancara bersama stasiun televisi, Sabtu (29/8/2020).
"Namun mereka tidak mengindahkan dan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut," tambahnya.
Kelompok tersebut pun langsung ngacir ke arah Polsek Pasar Rebo untuk melakukan perusakan dan dilanjut ke Mapolsek Ciracas.