Usai Ditutup karena Corona, Sekolah di Inggris dan Wales Kembali Dibuka

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 01 September 2020 | 11:43 WIB
Usai Ditutup karena Corona, Sekolah di Inggris dan Wales Kembali Dibuka
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bergabung dengan sejumlah siswa dalam pelajaran jarak sosial saat berkunjung ke Bovingdon Primary School di Bovingdon, Hemel Hempstead, Hertfordshire, Inggris (19/6/2020). Hal tersebut menyusul pengumuman rencana bantuan pendidikan 1 miliar GBP untuk mengejar keterlambatan selama belajar di luar sekolah pada masa penguncian wilayah akibat wabah virus corona (COVID-19). ANTARA/REUTERS/Pool/Steve Parsons/aa
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekolah-sekolah di Inggris dan Wales akhirnya dibuka kembali pada hari Selasa (1/9/2020) untuk semua siswa untuk periode semester baru.

Sebelumnya pandemi Covid-19 memaksa pemerintah menutup sekolah yang menyebabkan ujian dibatalkan dan membuat nilai siswa menjadi berantakan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berjanji untuk membuka kembali aktivitas sekolah sebelum liburan musim panas. Namun terpaksa mengesampingkan rencana tersebut.

Akibatnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikritik atas upaya penanganan kegiatan pendidikan selama krisis.

Baca Juga: Ngeluh Sakit Kepala, Warga Inggris Ternyata Positif Virus Corona

Departemen Pendidikan mengatakan bahwa "sistem kontrol" akan diterapkan untuk menjaga siswa dan guru tetap aman.

Penerapan jaga jarak juga dilakukan jika memungkinkan.

"Saya tidak meremehkan betapa menantangnya beberapa bulan terakhir ini, tetapi saya tahu betapa pentingnya bagi anak-anak untuk kembali ke sekolah, tidak hanya untuk pendidikan mereka tetapi juga untuk perkembangan dan kesejahteraan mereka," kata menteri pendidikan Gavin Williamson, yang juga mendapat kritik.

Sekolah ditutup pada bulan Maret, kecuali untuk anak-anak dari pekerja esensial, dan dibuka kembali pada bulan Juni hanya untuk sebagian kecil siswa.

Sebuah studi oleh Institute for Fiscal Studies pada bulan Agustus menunjukkan bahwa penutupan sekolah memperlebar ketidaksetaraan pendidikan antara siswa yang lebih miskin dan yang lebih kaya.

Baca Juga: 5 Peninggalan Kerajaan Inggris Ini Dijual, Ada Baju Dalam hingga Kursi Seks

Kekhawatiran atas kesenjangan pendidikan diperparah pada bulan Agustus, ketika pemerintah tunduk pada tekanan dari murid-murid yang marah, guru dan anggota parlemen untuk membuang algoritma yang telah menurunkan hasil tingkat A untuk hampir 40 persen dari lulusan sekolah, dengan mereka yang berada di daerah tertinggal lebih terpengaruh.

"Buruh mengharapkan anak-anak untuk kembali ke sekolah. Setiap hari ketika sekolah ditutup pembelajaran menjadi hilang. Situasi ini diperburuk oleh kegagalan ujian dan pendekatan kacau pemerintah terhadap pendidikan," kata pemimpin partai Buruh oposisi Keir Starmer.

"Kami tidak bisa terus mengulangi kesalahan yang sama. Masa depan anak muda tidak bisa ditahan oleh ketidakmampuan (partai) Konservatif." (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI